Tuesday, October 8, 2013

Ringkasan Mata Kuliah Produksi Media Modul 6 - S1 Perpus Universitas Terbuka 2013



RINGKASAN MODUL 6
Tandiyo Pradekso, M. Bayu Widagdo, Melani Hapsari (2013) 
Buku Materi Pokok Produksi Media 
Jakarta: Universitas Terbuka.



PRA PRODUKSI DAN BENTUK-BENTUK MEDIA AUDIOVISUAL


Kompetensi Khusus:
Mahasiswa dapat menjelaskan: bentuk-bentuk karya audiovisual fiksi, bentuk-bentuk karya audiovisual non fiksi, pra produksi karya audiovisual.
Media audiovisual terbagi menjadi audiovisual fiksi dan audiovisual non fiksi.

Kegiatan Belajar 1: Bentuk-bentuk Karya Audiovisual Fiksi
A.        Film, dengan ragam: film bisu,film mandarin, film kartun, film noir (film dengan muatan tindakan-tindakan sadis), dan film populer. Kategori film:  film indie  (hiburan, media ekspresi/komunikasi, tema bebas),  film propaganda/film iklan (dibuat untuk kepentingan institusi tertentu),  film layar lebar (untuk hiburan, komersial),  film imax  (hiburan, pendidikan dan keniagaan-beaya mahal karena terkait proses, bahan, distribusi).
B.         Video Musik, dikategorikan fiksi karena pada dasarnya video klip merupakan ilustrasi dari sebuah musik/lagu yang sifatnya auditif dan kemudian untuk menayangkan materi lagu. Pada awalnya video musik dimaksudkan untuk ilustrasi lagu, yang kemudian menjadi media iklan/promosi album dan artisnya.
C.         Iklan, harus  unik dan menarik dengan melibatkan artis;  menggunakan bahasa hiperbolis (bersifat berlebihan), metafora (perumpamaan - pemakaian kata bukan dengan arti sebenarnya, melainkan sebagai lukisan);  bermain dengan durasi (harus dipertimbangkan dengan muatan pesan yang proporsional);  brand repertoire  (produk yang selalu diingat);  ikon yang mudah dipahami dan dikenal; riset untuk mendapatkan karakter audience. Kategori iklan: Iklan Layanan Masyarakat (memberi informasi masyarakat, sosialisasi program, ajakan, bujukan/kampanye), Iklan Niaga/Komersial (dibuat untuk kepentingan promosi penjualan).

Kegiatan Belajar 2: Bentuk-bentuk Karya Audiovisual Non Fiksi
A.  Profil (Profile), dibuat untuk mengkomunikasikan sebuah perusahaan atau tokoh kepada khalayak: Institution/Company Profile (iklan untuk memperkenalkan institusi/perusahaan), Biografi/Personal Profile (untuk memperkenalkan seseorang).
B.  Dokumenter (film yang dibuat berdasarkan atas  sekumpulan fakta otentik tentang sebuah objek yang akan diexpose, disertai argumentasi opini yang ingin disampaikan yang kemudian disajikan secara runtut. Hal yang perlu dalam pembuatan film dokumenter adalah: riset topik, riset lokasi, riset tokoh,  mengetahui apa yang harus dilakukan setelah riset, dan  menyusun konsep produksi. Kategori film dokumenter: dokumenter film (karya dokumenter dengan standar penayangan film/bioskup dengan penyampaian tanpa interupsi), dokumenter televisi (penyampaiannya di televisi dan diinterupsi oleh iklan dan program lain).

C.  Berita, pada awalnya mengadopsi koran, kemudian televisi membuat program berita sendiri
dengan tujuan memberi informasi penting kejadian-kejadian. Kemudian muncul beberapa segmen
berita: berita kriminal, berita olahraga, berita musik, berita kehidupan selebriti/infotainment.

D.  Variety Show, program menghibur dan tak banyak informasi yang diberikan.

E.  Talkshow, mengetengahkan program bincang-bincang/diskusi di suatu ruang untuk membahas
suatu wacana/isu,namun bisa juga diproduksi di luar ruangan.

F.  Reality Show, program tayangan drama kehidupan yang dibuat di lapangan produksi, namun
sekarang konsep awal telah berubah menjadi reality show yang diskenariokan, artinya sudah tidak
nyata lagi.

G.  Music Show/Konser Musik, tayangan televisi berupa pementasan musik yang dulunya diproduksi di studio dengan durasi waktu paling panjang, namun sekarang disiarkan secara live untuk lebih mendekat kepada audience dengan durasi panjang juga.

H.  Dokumentasi, karya dokumentasi yang hanya dibuat dan ditujukan untuk megabadikan momen
atau peristiwa, misalnya laporan perusahaan, kenang-kenangan, dan stock shot yang kemudian
menjadi profile perusahaan.

Kegiatan Belajar 3: Pra Produksi
Ada tiga kategori orang yang terlibat dalam produksi film:  conceptor (merangcang bangun film dari embrio sampai cetak biru produksi/siap untuk direkam),  worker (tidak dapat diajak bicara merancang film, tetapi bekerja karena adanya cetak biru sesuai perintah conceptor),  victim (merupakan kepanjangan worker dan bekerja di lapangan).


A.  Manajemen Pra Produksi. Dalam produksi film diperlukan producer, manajer produksi, manajer unit. Mereka bertanggungjawab mulai dari persiapan, film disyuting, sampai pasca produksi.
Producer bertugas mulai awal persiapan (pengembangan ide sampai skrip/skenario jadi), persiapan produksi, tahapan produksi dan pasca produksi. Manajer produksi bertugas: mengkoordinasi, menyediakan fasilitas, dan mengawasi jalannya produksi, membuat lembar bedah skenario dan jadwal syuting, menyusun dan mengawasi anggaran, melakukan tawar-menawar upah kerja dengan kru, beaya pengadaan peralatan, menjadi supervisor pemilihan lokasi, terlibat dalam keputusan kreatif harian, melakukan perubahan jadwal, mengatur urusan logistik, alat dukung pengambilan gambar, mengatur penginapan dan konsumsi, mengurus asuransi produksi dan kru, urusan sewa-menyewa, menyusun laporan produksi harian. Manajer unit bertugas: sesuai dengan bidang masing-masing, (misalnya: unit location manager dengan tugas: menjadi tangan kanan/asisten location manager di lapangan; unit marketing/promo: melaksanakan marketing/promo film/TV dengan banyak relasi, kreatif dan inisiatif tinggi).

B.  Merancang Produksi, agar pembuatan film dapat berjalan dengan efektif, oleh karena itu harus
mengefektifkan kerja antar kru produksi. Persiapan produksi: pengembangan skenario, penjadwalan, membedah skenario, membuat rancangan anggaran.

C.  Hunting Lokasi, Melengkapi Perizinan, dan Lokasi: yang harus diperhatikan adalah untuk
kelancaran, penghematan dan kelangsungan produksi, sehingga visi sutradara harus dikuasai,
memahami wilayah, menjalin komunikasi dengan orang di sekitar lokasi, membawa peralatan
pendokumentasi, meriset fasilitas apa saja yang ada di lokasi.

D.  Memesan Logistik, Transportasi, dan Konsumsi: logistik antara lain: alat pengambilan gambar, tata lampu, tata artistik, editing, dsb.; sedangkan  transportasi harus lengkap dengan pengemudinya yang menguasai medan; konsumsi perlu untuk semua kru dan selama produksi.

E.  Merekrut Tim Produksi, tim harus dipersiapkan oleh produser atau manajer produksi dengan tim inti: manajer produksi, asisten produksi, senematrografer director od photography (DOP), perekam suara, pengarah artistik, dan penyunting.

F.  Mengadakan Casting, Reading, dan Rehearsal Talent: sutradara perlu menyediakan latihan bagi
para pemainnya, namun sutradara perlu memberikan kepercayaan kepada pemain supaya  memberikan penampilan yang terbaik.


G.  Sutradara di Tahap Pra Produksi: tugas produser, tugas penulis skenario, tugas sutradara harus
sinkron. Sutradara harus berfikir dari aspek, emosi, teknis hingga estetis untuk menghidupkan
skenario film yang digarapnya. Tugas yang paling utama sutradara adalah mewujudkan gagasan

yang tertuang dalam skenario menjadi rekaman audiovisual sehingga dapat dinikmati penonton.


Download e-book/PDF
 

Ringkasan Mata Kuliah Produksi Media Modul 5 - S1 Perpus Universitas Terbuka 2013



RINGKASAN MODUL 5
Tandiyo Pradekso, M. Bayu Widagdo, Melani Hapsari (2013) 
Buku Materi Pokok Produksi Media 
Jakarta: Universitas Terbuka.

JENIS PRODUK AUDIO


Kompetensi Khusus:
Mahasiswa dapat menjelasakan: program berita, program non berita dan iklan radio.
Radio merupakan media massa audio yang memiliki berbagai produk audio atau format acara.

Kegiatan Belajar 1: Program Berita
A.  Program Berita dan Informasi
1.  Pengertian Berita Radio, merupakan  keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat, kabar, laporan, pemberitahuan, dan pengumuman. Berita radio untuk menyajikan kejadian yang sekarang terjadi, dan yang akan segera terjadi.
2.  Unsur-unsur Berita Radio: mengandung informasi yang baru (new), memiliki makna penting
(significant), relevan dan berpengaruh/berdampak  luas, dan menarik. Karakteristik berita radio:
selintas, imajinatif, deskriptif, personal, anti detail, dan lokal emosional. Ciri khas berita: ada insert (sisipan suara narasumber), laporan reporter (bisa live).
3.  Bentuk Berita Radio
a.  Berita tulis (writing news/ad libs/sopt news): berita pendek yang bersumber pada media lain
dengan ditulis ulang.
b.  Berita bersisipan (news with insert): berita yang digabungkan dengan suara narasumber.
c.  Phone in news: berita laporan langsung reporter melalui telepon.
d.  Buletin berita (news bulletine): kumpulan berita pendek yang disajikan satu waktu.
e.  Jurnalisme interaktif (news interactives): berita yang melibatkan masyarakat melalui telepon.
f.  News Break/Stop Press: berita terkini/hangat yang berupa informasi awal suatu peristiwa dan
bersifat langsung (straight news)
g.  Air Magazine: uraian fakta dan pendapat, tetapi nilai beritanya kurang kuat.
h.  Phone in Program: berita yang melibatkan suara narasumber dalam memberikan
opini/informasi melalui telepon.
i.  Interactive Program: program interaktif dengan narasumber (dialog) dan pendengar.
j.  Radio Talk-Show: dialog dengan narasumber yang dilakukan di studio dan diselingi hiburan. 
4.  Proses Pencarian Berita. Reporter dapat mencari berita melalui kantor berita, media lain, kontak pribadi, fact finding atau pencarian fakta-fakta, investigasi, dan hasil wawancara. Setelah data terkumpul yang dilengkapi dengan data dari studi pustaka, kemudian disiarkan langsung ataupun direkam, diedit untuk disiarkan kemudian.
5.  Berita Radio Yang Menarik. Merupakan berita yang menyangkut kepentingan pendengar, memiliki dampak langsung, dan berhubungan dengan pendengar. Bila perlu memberikan
sentuhan/membandingkan kondisi lokal yang menarik.
6.  Asas Penulisan Untuk Radio: diucapkan, sekarang/langsung, antar orang/pendengar tunggal,
terdengar hanya sekali dan diberitakan dengan jelas, hanya bunyi.
7.  Persiapan Menulis Berita. Naskah untuk berita radio seperti bertutur, sehingga telinga pendengar yang diperhatikan, menghindari fakta terlalu detail dan terlalu banyak. Hal-hal yang perlu dalam naskah berita radio: 
a.  lead (teras berita): inti berita berisi fakta  sesungguhnya, keunikan yang menarik; ringkas
dengan satu atau dua ide; diawali dengan who, what, when, where, whay, dan how; attention
getter (penarik perhatian pendengar)
b.  sound bite/insert: sisipan suara narasumber
c.  piramida terbalik: disusun dengan urutan paling penting Æ penting Æ agak penting.
d.  Yang perlu diperhatian dalam pembuatan berita: asas praduka tak bersalah, privacy, fitnah, UU
dan peratuan yang berlaku.
e.  Mempertimbangkan pendengar: keterbatasan waktunya, tidak sanggup menyerap banyak
informasi, perhatiannya terbagi, sikapnya yang mudah berubah, bukan orang jenius/orang
bodoh.
8.  Kiat Menulis Berita Radio: cermati materi dengan seksama, gunakan bahasa tutur, kalimat KISS, kalimat yang enak didengar, yang paling penting, berita menarik, dsb.
9.  Tahap-tahap Produksi Berita (Rekaman): tetapkan jenis berita, editing suara narasumber, rekam
suara reporter, siapkan hasil rekaman narasumber dan reporter, mixing suara reporter, narasumber
dan musik

Kegiatan Belajar 2: Program Non Berita
A.  Program Non Berita 
1.  Features, merupakan keterangan yang bersifat khas, kreatif, subyektif yang dimaksudkan
untuk mengibur dan memberi informasi kepada pendengar tentang keadaan, kejadian, atau
aspek kehidupan dengan bercerita, melukiskan suatu objek dengan kata-kata, menarik minat,
dan menghidupkan imajinasi pendengar. Features bersifat santai, namun berdasar fakta dan
tidak khayalan. Thema dalam features pada hal-hal human interest: tempat wisata, makanan
khas, ceritera tentang anak, kejadian alam legenda, fenomena sosial. Features dibatasi durasi
antara 3 menit sampai1 jam. Features sering menggunakan bahasa yang puitis, kiasan, dan
alur pikiran yang urut.
2.  Dokumentaria, merupakan produski siaran radio dengan satu pokok pembicaraan yang menekankan pada kejadian nyata, suara dari TKP, dan melibatkan orang-orang yang sesungguhnya. Dokumentaria lebih condong ke sejarah, kondisi sosial, dan biografi seseorang. Dokumentaria dapat berbentuk narasi, wawancara, diskusi, vox pops (suara masyarakat), dialog dramatis, pendapat orang yang bersangkutan, saksi mata, dsb. dan dikemas dengan sound effects dan musik. Jenis dokumentaria: dukumentaria jurnalisme (pendalaman suatu kasus yang sedang hangat), potret, dukumentaria saksi mata, dukumentaria sejarah, sound picture (menonjolkan suara-suara yang menggambarkan semua tempat, suasana, ceritera, suasana bathin.
3.  Air Magazine, berita ringan yang berisi berbagai topik dengan tujuan untuk memberikan informasi dan menghibur.
4.  Wawancara Radio, merupakan proses bertanya yang dilakukan oleh reporter untuk mendapatkan jawaban dari narasumber, sehingga terjadi kegiatan bertutur dan saling mendengarkan. Proses wawancara ini dapat dilakukan secara langsung bertatap muka maupun dengan telepon. 
5.  Talk Show (pertujukan/gelaran obrolan), bersifat dinamis, topik beragam, dapat disiarkan secara beragam (karena direkam terlebih dahulu).
6.  Vox Pops (suara masyarakat) dengan pertanyaan yang sama dan tertutup untuk mendapatkan
opini masyarakat.
7.  Program Musik, dapat disajikan secara live maupun rekaman, baik harian dan berkala.
8.  Bertutur Interaktif, untuk menghibur dan mendidik pendengar dengan cara memberi ruang untuk berinteraksi langsung: curhat, request lagu, bincang bebas, permainan, opini. Ini dapat dilakukan melalui surat, telepon, SMS, komentar, wawancara, dsb.
9.  Diskusi Publik, guna menyampaikan gagasan dan kritik melalui program taklshow. Dalam acara ini bisa terjadi perdebatan tentang topik yang sedang aktual.
10.  Drama Radio, sifatnya untuk menghibur pendengar dengan dialog. Dialog dalam drama mampu meningkatkan perhatian, memanusiawikan suatu kondisi/keadaan, melibatkan emosi pendengar, mendekatkan dengan pendengar, menirukan kondisi nyata. Drama dapat digunakan untuk pendidikan publik, menyadarkan publik atas fakta, kondisi, isu, dan mampu mendorong perubahan perilaku. Aspek drama radio: naskah, penokohan, musik, sound effects. Jenis drama: story telling, gaya aktualitas, drama motivasi, drama spot, fantasi, drama komedi, drama hiburan, drama musikal. 

Kegiatan Belajar 3: Iklan Radio
Iklan merupakan salahsatu strategi promosi barang, jasa, perusahaan dan ide yang dibeayai oleh
sponsor.
A.  Ragam Iklan Radio:  iklan komersial  promosi yang menyangkut profil produk dan jasa dari perusahaan tertentu),  iklan layanan masyarakat (iklan yang bersifat himbauan/informasi bagi masyarakat dan tidak bersifat komersial), dan  radio expose (iklan untuk mengiklankan radio).
Radio juga memproduksi iklan ad-libs (iklan berbentuk naskah yang dibacakan secara langsung oleh penyiar), iklan spot (naskah iklan yang digabungkan dengan efek suara, suara narasumber, narator, musik, dengan durasi 30-60 detik),  blocking time  (radio memberi waktu khusus untuk berpromosi) dan outside broadcasting (siaran langsung dengan beriklan di luar studio).

B.  Iklan Radio Yang Efektif, yang harus diperhatikan: memilih radio dengan segmentasi pendengar yang tepat, perencanaan iklan yang matang, penyiaran iklan dengan jumlah yang cukup dan bentuk iklan yang menarik. Untuk membuat iklan: ketahui kebutuhan pendengar, pelajari produk/jasa, beri sesuatu yang beda, mengetahui segmentasi, buat informasi plus, tentukan pesan utama, tangkap ide untuk menyusun alur ceritera, tentukan personil.

C.  Membuat Iklan Radio, dengan pendekatan: provokatif, informatif, dan sugestif. Bentuk iklan Spot: monolog/narasi, dialog, kombinasi dialog dan narasi. Langkah produksi iklan: siapkan data
produk, siapkan story board, siapkan rundown lengkap dengan materi iklan, musik, testimoni, insert dan hitung durasinya. Naskah iklan: lead (kalimat pertama harus kuat dan menarik), batang tubuh (berisi keunggulan, ciri, keunikan produk dan jasa), akhir (bisa dengan menggunakan kalimat lucu, dramatis, jargon agar mudah diingat dan terkesan).

D.  Jingle, merupakan promo radio dengan durasi 5-30 detik guna membentuk citra radio yang berupa gabungan musik dan materi kata yang memunjukkan radio. Jenis  jingle: radio expose (mempromosikan radio), program expose (mempromosikan acara), announcer expose (mempromosikan penyiar).  Pembuatan jingle: identifikasi jingle, siapkan materi kata, siapkan sound effects, materi bisa diucapkan atau bentuk lagu, rekam, editing mixing, finishing.

Download e-book/PDF
 

Ringkasan Mata Kuliah Produksi Media Modul 4 - S1 Perpus Universitas Terbuka 2013



RINGKASAN MODUL 4
Tandiyo Pradekso, M. Bayu Widagdo, Melani Hapsari (2013) 
Buku Materi Pokok Produksi Media 
Jakarta: Universitas Terbuka.


JENIS PRODUK AUDIO


Kompetensi Khusus:
Mahasiswa dapat menjelasakan: program berita, program non berita dan iklan radio.
Radio merupakan media massa audio yang memiliki berbagai produk audio atau format acara.

Kegiatan Belajar 1: Program Berita
A.  Program Berita dan Informasi
1.  Pengertian Berita Radio, merupakan  keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat, kabar, laporan, pemberitahuan, dan pengumuman. Berita radio untuk menyajikan kejadian yang sekarang terjadi, dan yang akan segera terjadi.
2.  Unsur-unsur Berita Radio: mengandung informasi yang baru (new), memiliki makna penting
(significant), relevan dan berpengaruh/berdampak  luas, dan menarik. Karakteristik berita radio:
selintas, imajinatif, deskriptif, personal, anti detail, dan lokal emosional. Ciri khas berita: ada insert (sisipan suara narasumber), laporan reporter (bisa live).
3.  Bentuk Berita Radio
a.  Berita tulis (writing news/ad libs/sopt news): berita pendek yang bersumber pada media lain
dengan ditulis ulang.
b.  Berita bersisipan (news with insert): berita yang digabungkan dengan suara narasumber.
c.  Phone in news: berita laporan langsung reporter melalui telepon.
d.  Buletin berita (news bulletine): kumpulan berita pendek yang disajikan satu waktu.
e.  Jurnalisme interaktif (news interactives): berita yang melibatkan masyarakat melalui telepon.
f.  News Break/Stop Press: berita terkini/hangat yang berupa informasi awal suatu peristiwa dan
bersifat langsung (straight news)
g.  Air Magazine: uraian fakta dan pendapat, tetapi nilai beritanya kurang kuat.
h.  Phone in Program: berita yang melibatkan suara narasumber dalam memberikan
opini/informasi melalui telepon.
i.  Interactive Program: program interaktif dengan narasumber (dialog) dan pendengar.
j.  Radio Talk-Show: dialog dengan narasumber yang dilakukan di studio dan diselingi hiburan. 
4.  Proses Pencarian Berita. Reporter dapat mencari berita melalui kantor berita, media lain, kontak pribadi, fact finding atau pencarian fakta-fakta, investigasi, dan hasil wawancara. Setelah data terkumpul yang dilengkapi dengan data dari studi pustaka, kemudian disiarkan langsung ataupun direkam, diedit untuk disiarkan kemudian.
5.  Berita Radio Yang Menarik. Merupakan berita yang menyangkut kepentingan pendengar, memiliki dampak langsung, dan berhubungan dengan pendengar. Bila perlu memberikan
sentuhan/membandingkan kondisi lokal yang menarik.
6.  Asas Penulisan Untuk Radio: diucapkan, sekarang/langsung, antar orang/pendengar tunggal,
terdengar hanya sekali dan diberitakan dengan jelas, hanya bunyi.
7.  Persiapan Menulis Berita. Naskah untuk berita radio seperti bertutur, sehingga telinga pendengar yang diperhatikan, menghindari fakta terlalu detail dan terlalu banyak. Hal-hal yang perlu dalam naskah berita radio: 
a.  lead (teras berita): inti berita berisi fakta  sesungguhnya, keunikan yang menarik; ringkas
dengan satu atau dua ide; diawali dengan who, what, when, where, whay, dan how; attention
getter (penarik perhatian pendengar)
b.  sound bite/insert: sisipan suara narasumber
c.  piramida terbalik: disusun dengan urutan paling penting Æ penting Æ agak penting.
d.  Yang perlu diperhatian dalam pembuatan berita: asas praduka tak bersalah, privacy, fitnah, UU
dan peratuan yang berlaku.
e.  Mempertimbangkan pendengar: keterbatasan waktunya, tidak sanggup menyerap banyak
informasi, perhatiannya terbagi, sikapnya yang mudah berubah, bukan orang jenius/orang
bodoh.
8.  Kiat Menulis Berita Radio: cermati materi dengan seksama, gunakan bahasa tutur, kalimat KISS, kalimat yang enak didengar, yang paling penting, berita menarik, dsb.
9.  Tahap-tahap Produksi Berita (Rekaman): tetapkan jenis berita, editing suara narasumber, rekam
suara reporter, siapkan hasil rekaman narasumber dan reporter, mixing suara reporter, narasumber
dan musik

Kegiatan Belajar 2: Program Non Berita
A.  Program Non Berita 
1.  Features, merupakan keterangan yang bersifat khas, kreatif, subyektif yang dimaksudkan
untuk mengibur dan memberi informasi kepada pendengar tentang keadaan, kejadian, atau
aspek kehidupan dengan bercerita, melukiskan suatu objek dengan kata-kata, menarik minat,
dan menghidupkan imajinasi pendengar. Features bersifat santai, namun berdasar fakta dan
tidak khayalan. Thema dalam features pada hal-hal human interest: tempat wisata, makanan
khas, ceritera tentang anak, kejadian alam legenda, fenomena sosial. Features dibatasi durasi
antara 3 menit sampai1 jam. Features sering menggunakan bahasa yang puitis, kiasan, dan
alur pikiran yang urut.
2.  Dokumentaria, merupakan produski siaran radio dengan satu pokok pembicaraan yang menekankan pada kejadian nyata, suara dari TKP, dan melibatkan orang-orang yang sesungguhnya. Dokumentaria lebih condong ke sejarah, kondisi sosial, dan biografi seseorang. Dokumentaria dapat berbentuk narasi, wawancara, diskusi, vox pops (suara masyarakat), dialog dramatis, pendapat orang yang bersangkutan, saksi mata, dsb. dan dikemas dengan sound effects dan musik. Jenis dokumentaria: dukumentaria jurnalisme (pendalaman suatu kasus yang sedang hangat), potret, dukumentaria saksi mata, dukumentaria sejarah, sound picture (menonjolkan suara-suara yang menggambarkan semua tempat, suasana, ceritera, suasana bathin.
3.  Air Magazine, berita ringan yang berisi berbagai topik dengan tujuan untuk memberikan informasi dan menghibur.
4.  Wawancara Radio, merupakan proses bertanya yang dilakukan oleh reporter untuk mendapatkan jawaban dari narasumber, sehingga terjadi kegiatan bertutur dan saling mendengarkan. Proses wawancara ini dapat dilakukan secara langsung bertatap muka maupun dengan telepon. 
5.  Talk Show (pertujukan/gelaran obrolan), bersifat dinamis, topik beragam, dapat disiarkan secara beragam (karena direkam terlebih dahulu).
6.  Vox Pops (suara masyarakat) dengan pertanyaan yang sama dan tertutup untuk mendapatkan
opini masyarakat.
7.  Program Musik, dapat disajikan secara live maupun rekaman, baik harian dan berkala.
8.  Bertutur Interaktif, untuk menghibur dan mendidik pendengar dengan cara memberi ruang untuk berinteraksi langsung: curhat, request lagu, bincang bebas, permainan, opini. Ini dapat dilakukan melalui surat, telepon, SMS, komentar, wawancara, dsb.
9.  Diskusi Publik, guna menyampaikan gagasan dan kritik melalui program taklshow. Dalam acara ini bisa terjadi perdebatan tentang topik yang sedang aktual.
10.  Drama Radio, sifatnya untuk menghibur pendengar dengan dialog. Dialog dalam drama mampu meningkatkan perhatian, memanusiawikan suatu kondisi/keadaan, melibatkan emosi pendengar, mendekatkan dengan pendengar, menirukan kondisi nyata. Drama dapat digunakan untuk pendidikan publik, menyadarkan publik atas fakta, kondisi, isu, dan mampu mendorong perubahan perilaku. Aspek drama radio: naskah, penokohan, musik, sound effects. Jenis drama: story telling, gaya aktualitas, drama motivasi, drama spot, fantasi, drama komedi,
drama hiburan, drama musikal.
  

Kegiatan Belajar 3: Iklan Radio
Iklan merupakan salahsatu strategi promosi barang, jasa, perusahaan dan ide yang dibeayai oleh
sponsor.
A.  Ragam Iklan Radio:  iklan komersial  promosi yang menyangkut profil produk dan jasa dari
perusahaan tertentu),  iklan layanan masyarakat (iklan yang bersifat himbauan/informasi bagi
masyarakat dan tidak bersifat komersial), dan  radio expose (iklan untuk mengiklankan radio).
Radio juga memproduksi iklan ad-libs (iklan berbentuk naskah yang dibacakan secara langsung
oleh penyiar), iklan spot (naskah iklan yang digabungkan dengan efek suara, suara narasumber,
narator, musik, dengan durasi 30-60 detik),  blocking time  (radio memberi waktu khusus untuk
berpromosi) dan outside broadcasting (siaran langsung dengan beriklan di luar studio).

B.  Iklan Radio Yang Efektif, yang harus diperhatikan: memilih radio dengan segmentasi pendengar yang tepat, perencanaan iklan yang matang, penyiaran iklan dengan jumlah yang cukup dan
bentuk iklan yang menarik. Untuk membuat iklan: ketahui kebutuhan pendengar, pelajari
produk/jasa, beri sesuatu yang beda, mengetahui segmentasi, buat informasi plus, tentukan pesan
utama, tangkap ide untuk menyusun alur ceritera, tentukan personil.

C.  Membuat Iklan Radio, dengan pendekatan: provokatif, informatif, dan sugestif. Bentuk iklan Spot: monolog/narasi, dialog, kombinasi dialog dan narasi. Langkah produksi iklan: siapkan data
produk, siapkan story board, siapkan rundown lengkap dengan materi iklan, musik, testimoni, insert dan hitung durasinya. Naskah iklan: lead (kalimat pertama harus kuat dan menarik), batang tubuh (berisi keunggulan, ciri, keunikan produk dan jasa), akhir (bisa dengan menggunakan kalimat lucu, dramatis, jargon agar mudah diingat dan terkesan).

D.  Jingle, merupakan promo radio dengan durasi 5-30 detik guna membentuk citra radio yang berupa
gabungan musik dan materi kata yang memunjukkan radio. Jenis  jingle: radio expose
(mempromosikan radio), program expose (mempromosikan acara), announcer expose
(mempromosikan penyiar).  Pembuatan jingle: identifikasi jingle, siapkan materi kata, siapkan

sound effects, materi bisa diucapkan atau bentuk lagu, rekam, editing mixing, finishing.


Download e-book/PDF