Tuesday, October 8, 2013

Ringkasan Mata Kuliah Produksi Media Modul 6 - S1 Perpus Universitas Terbuka 2013



RINGKASAN MODUL 6
Tandiyo Pradekso, M. Bayu Widagdo, Melani Hapsari (2013) 
Buku Materi Pokok Produksi Media 
Jakarta: Universitas Terbuka.



PRA PRODUKSI DAN BENTUK-BENTUK MEDIA AUDIOVISUAL


Kompetensi Khusus:
Mahasiswa dapat menjelaskan: bentuk-bentuk karya audiovisual fiksi, bentuk-bentuk karya audiovisual non fiksi, pra produksi karya audiovisual.
Media audiovisual terbagi menjadi audiovisual fiksi dan audiovisual non fiksi.

Kegiatan Belajar 1: Bentuk-bentuk Karya Audiovisual Fiksi
A.        Film, dengan ragam: film bisu,film mandarin, film kartun, film noir (film dengan muatan tindakan-tindakan sadis), dan film populer. Kategori film:  film indie  (hiburan, media ekspresi/komunikasi, tema bebas),  film propaganda/film iklan (dibuat untuk kepentingan institusi tertentu),  film layar lebar (untuk hiburan, komersial),  film imax  (hiburan, pendidikan dan keniagaan-beaya mahal karena terkait proses, bahan, distribusi).
B.         Video Musik, dikategorikan fiksi karena pada dasarnya video klip merupakan ilustrasi dari sebuah musik/lagu yang sifatnya auditif dan kemudian untuk menayangkan materi lagu. Pada awalnya video musik dimaksudkan untuk ilustrasi lagu, yang kemudian menjadi media iklan/promosi album dan artisnya.
C.         Iklan, harus  unik dan menarik dengan melibatkan artis;  menggunakan bahasa hiperbolis (bersifat berlebihan), metafora (perumpamaan - pemakaian kata bukan dengan arti sebenarnya, melainkan sebagai lukisan);  bermain dengan durasi (harus dipertimbangkan dengan muatan pesan yang proporsional);  brand repertoire  (produk yang selalu diingat);  ikon yang mudah dipahami dan dikenal; riset untuk mendapatkan karakter audience. Kategori iklan: Iklan Layanan Masyarakat (memberi informasi masyarakat, sosialisasi program, ajakan, bujukan/kampanye), Iklan Niaga/Komersial (dibuat untuk kepentingan promosi penjualan).

Kegiatan Belajar 2: Bentuk-bentuk Karya Audiovisual Non Fiksi
A.  Profil (Profile), dibuat untuk mengkomunikasikan sebuah perusahaan atau tokoh kepada khalayak: Institution/Company Profile (iklan untuk memperkenalkan institusi/perusahaan), Biografi/Personal Profile (untuk memperkenalkan seseorang).
B.  Dokumenter (film yang dibuat berdasarkan atas  sekumpulan fakta otentik tentang sebuah objek yang akan diexpose, disertai argumentasi opini yang ingin disampaikan yang kemudian disajikan secara runtut. Hal yang perlu dalam pembuatan film dokumenter adalah: riset topik, riset lokasi, riset tokoh,  mengetahui apa yang harus dilakukan setelah riset, dan  menyusun konsep produksi. Kategori film dokumenter: dokumenter film (karya dokumenter dengan standar penayangan film/bioskup dengan penyampaian tanpa interupsi), dokumenter televisi (penyampaiannya di televisi dan diinterupsi oleh iklan dan program lain).

C.  Berita, pada awalnya mengadopsi koran, kemudian televisi membuat program berita sendiri
dengan tujuan memberi informasi penting kejadian-kejadian. Kemudian muncul beberapa segmen
berita: berita kriminal, berita olahraga, berita musik, berita kehidupan selebriti/infotainment.

D.  Variety Show, program menghibur dan tak banyak informasi yang diberikan.

E.  Talkshow, mengetengahkan program bincang-bincang/diskusi di suatu ruang untuk membahas
suatu wacana/isu,namun bisa juga diproduksi di luar ruangan.

F.  Reality Show, program tayangan drama kehidupan yang dibuat di lapangan produksi, namun
sekarang konsep awal telah berubah menjadi reality show yang diskenariokan, artinya sudah tidak
nyata lagi.

G.  Music Show/Konser Musik, tayangan televisi berupa pementasan musik yang dulunya diproduksi di studio dengan durasi waktu paling panjang, namun sekarang disiarkan secara live untuk lebih mendekat kepada audience dengan durasi panjang juga.

H.  Dokumentasi, karya dokumentasi yang hanya dibuat dan ditujukan untuk megabadikan momen
atau peristiwa, misalnya laporan perusahaan, kenang-kenangan, dan stock shot yang kemudian
menjadi profile perusahaan.

Kegiatan Belajar 3: Pra Produksi
Ada tiga kategori orang yang terlibat dalam produksi film:  conceptor (merangcang bangun film dari embrio sampai cetak biru produksi/siap untuk direkam),  worker (tidak dapat diajak bicara merancang film, tetapi bekerja karena adanya cetak biru sesuai perintah conceptor),  victim (merupakan kepanjangan worker dan bekerja di lapangan).


A.  Manajemen Pra Produksi. Dalam produksi film diperlukan producer, manajer produksi, manajer unit. Mereka bertanggungjawab mulai dari persiapan, film disyuting, sampai pasca produksi.
Producer bertugas mulai awal persiapan (pengembangan ide sampai skrip/skenario jadi), persiapan produksi, tahapan produksi dan pasca produksi. Manajer produksi bertugas: mengkoordinasi, menyediakan fasilitas, dan mengawasi jalannya produksi, membuat lembar bedah skenario dan jadwal syuting, menyusun dan mengawasi anggaran, melakukan tawar-menawar upah kerja dengan kru, beaya pengadaan peralatan, menjadi supervisor pemilihan lokasi, terlibat dalam keputusan kreatif harian, melakukan perubahan jadwal, mengatur urusan logistik, alat dukung pengambilan gambar, mengatur penginapan dan konsumsi, mengurus asuransi produksi dan kru, urusan sewa-menyewa, menyusun laporan produksi harian. Manajer unit bertugas: sesuai dengan bidang masing-masing, (misalnya: unit location manager dengan tugas: menjadi tangan kanan/asisten location manager di lapangan; unit marketing/promo: melaksanakan marketing/promo film/TV dengan banyak relasi, kreatif dan inisiatif tinggi).

B.  Merancang Produksi, agar pembuatan film dapat berjalan dengan efektif, oleh karena itu harus
mengefektifkan kerja antar kru produksi. Persiapan produksi: pengembangan skenario, penjadwalan, membedah skenario, membuat rancangan anggaran.

C.  Hunting Lokasi, Melengkapi Perizinan, dan Lokasi: yang harus diperhatikan adalah untuk
kelancaran, penghematan dan kelangsungan produksi, sehingga visi sutradara harus dikuasai,
memahami wilayah, menjalin komunikasi dengan orang di sekitar lokasi, membawa peralatan
pendokumentasi, meriset fasilitas apa saja yang ada di lokasi.

D.  Memesan Logistik, Transportasi, dan Konsumsi: logistik antara lain: alat pengambilan gambar, tata lampu, tata artistik, editing, dsb.; sedangkan  transportasi harus lengkap dengan pengemudinya yang menguasai medan; konsumsi perlu untuk semua kru dan selama produksi.

E.  Merekrut Tim Produksi, tim harus dipersiapkan oleh produser atau manajer produksi dengan tim inti: manajer produksi, asisten produksi, senematrografer director od photography (DOP), perekam suara, pengarah artistik, dan penyunting.

F.  Mengadakan Casting, Reading, dan Rehearsal Talent: sutradara perlu menyediakan latihan bagi
para pemainnya, namun sutradara perlu memberikan kepercayaan kepada pemain supaya  memberikan penampilan yang terbaik.


G.  Sutradara di Tahap Pra Produksi: tugas produser, tugas penulis skenario, tugas sutradara harus
sinkron. Sutradara harus berfikir dari aspek, emosi, teknis hingga estetis untuk menghidupkan
skenario film yang digarapnya. Tugas yang paling utama sutradara adalah mewujudkan gagasan

yang tertuang dalam skenario menjadi rekaman audiovisual sehingga dapat dinikmati penonton.


Download e-book/PDF
 

2 comments: