RANGKUMAN MATERI PUST 2224 BAHAN RUJUKAN
Saleh, Abdul Rahman. 2010. Materi Pokok Bahan
Rujukan ; Modul 1 – 9 ;
PUST 2224
; 3 sks. Jakarta. Universitas Terbuka
RANGKUMAN MATERI
1. PENGERTIAN, JENIS, DAN FUNGSI BAHAN RUJUKAN
1.1. PENGERTIAN, MANFAAT, DAN JENIS BAHAN RUJUKAN
Koleksi bahan rujukan merupakan koleksi yang terdiri atas buku-buku atau bahan
pustaka lainnya, yang memuat informasi mengenai hal tertentu. Koleksi tersebut
dianggap sangat bermanfaat karena dapat digunakan sebagai rujukan atau acuan
dalam hal memberi jawaban terhadap pertanyaan yang mereka hadapi.
Jenis bahan rujukan yang memberikan informasi langsung misalnya : kamus,
ensiklopedi, direktori, almanac, sumber biografi atau peta, buku statistic.
Sementara jenis bahan rujukan kedua, yaitu memberikan petunjuk kepada sumber
informasi, meliputi catalog, bibliografi, indeks, dan abstrak
Bahan rujukan dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis, antara lain :
1) Jenis bahan rujukan yang memuat informasi mengenai kata dan istilah
2) Jenis bahan rujukan yang memuat informasi mengenai sumber kepustakaan
(literature)
3) Jenis bahan rujukan lainnya. Termasuk dalam kelompok ini adalah buku
petunjuk / buku pegangan, sumber biografi, sumber geografi dan direktori,
statistic, buku tahunan, terbitan pemerintah dan badan-badan internasional,
serta terbitan lainnya.
1.2. BAHAN RUJUKAN UNTUK KATA DAN ISTILAH
Kamus berisi daftar kata dasar dari suatu bahasa yang disusun menurut abjad. Kamus
yang baik disertai dengan keterangan mengenai bentuk, tanda lafal, fungsi,
asal-usul / sejarah, arti, sinonim, antonym, sintaksis dan ungkapan tiap kata.
Ada kamus yang secara lengkap memuat semua keterangan di atas; ada pula kamus
hanya memuat beberapa bagian saja dari butir-butir di atas.
Ensiklopedi adalah bahan rujukan yang menyajikan informasi secara mendasar,
namun lengkap mengenai berbagai masalah dalam berbagai bidang atau cabang ilmu
pengetahuan; di samping itu ada pula ensiklopedi yang hanya mencakup satu
cabang ilmu pengetahuan. Pada umumnya ensiklopedi yang cakupan subjeknya luas
terdiri atas beberapa jilid disertai dengan indeks atau penjurus dijilid secara
terpisah untuk menunjukkan letak informasi yang dibutuhkan di dalam ensiklopedi
itu. Ensiklopedi, sebagaimana kamus, telah digunakan oleh banyak orang baik di
sekolah-sekolah maupun di rumah-rumah tangga.
1.3. BAHAN RUJUKAN UNTUK KEPUSTAKAAN
Katalog dalam pengertian kita adalah daftar yang berisi informasi tentang bahan
pustaka atau dokumen yang terdapat pada perpustakaan, toko buku maupun penerbit
tertentu. Dua hal penting yang perlu dipahami dari isi catalog ini adalah
1) Merupakan daftar buku atau dokumen; dan
2) Buku atau dokumen yang didaftar harus terdapat pada suatu tempat
Beberapa contoh catalog yang banyak ditemui di perpustakaan adalah :
1) Katalog Nasional;
2) Katalog Induk;
3) Katalog Induk Majalah;
4) Katalog Penerbit / toko buku;
5) Katalog Tambahan Buku dan Majalah
Bibliografi adalah buku yang memuat daftar terbitan baik dalam bentuk buku
maupun artikel majalah, atau sumber kepustakaan lain yang berhubungan dengan
suatu subjek atau hasil karya seseorang. Bibliografi biasanya disusun menurut
abjad pengarang, sistem klasifikasi tertentu atau menurut subjek verbal (berupa
kata). Melalui bibliografi seseorang tidak menemukan bukunya langsung,
melainkan hanya memperoleh informasi tentang keberadaan dokumen / buku yang
dicari tersebut. Serta mendapatkan informasi mengenai di dalam bahan pustaka
informasi yang dicari berada. Beberapa jenis bibliografi adalah
1) Bibliografi Umum;
2) Bibliografi Khusus atau Subjek;
3) Bibliografi Beranotasi;
4) Bibliografi Nasional;
5) Bibliografi Universal;
6) Bibliografi Retrospektif.
Bahan pustaka berupa indeks mendaftar artikel majalah, laporan penelitian,
buku-buku, agar dapat ditemukan kembali apabila publikasi itu diperlukan untuk
dibaca. Ada indeks yang diterbitkan secara lepas, jadi terbit sendiri-sendiri;
ada pula yang diterbitkan berseri seperti majalah, jadi terus-menerus dengan
judul seragam (sama) pada selang waktu tertentu. Kebanyakan indeks memuat
informasi mengenai publikasi untuk bidang atau subjek tertentu. Setiap
publikasi yang dimuat dalam penerbitan indeks, biasanya disertai dengan
informasi bibliografi mengenai publikasi itu. Jadi, paling tidak ada keterangan
mengenai pengarang, penyunting, judul, penerbit, nomor / volume untuk majalah,
petunjuk subjek.
Bentuk bahan pustaka lain yang biasa pula digunakan untuk menelusuri informasi
mengenai bidang tertentu adalah abstrak. Abstrak dalam banyak hal hamper sama
dengan indeks. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa abstrak selain mencantumkan
data bibliografi seperti pada indeks, juga mencantumkan ‘ringkasan’ atau
‘intisari’ informasi yang diuraikan dalam publikasi yang didaftar. Ringkasan ini
rata-rata berkisar antara 150 sampai 200 kata.
Selain sumber-sumber informasi kepustakaan yang telah dibahas, masih ada bentuk
sumber kepustakaan lain yang perlu Anda ketahui. Bahkan bahan pustaka tersebut
mempunyai keistimewaan untuk dijadikan sebagai sumber informasi kepustakaan.
Bentuk-bentuk bahan pustaka rujukan itu adalah paket daftar isi majalah atau
sering disebut paket informasi kilat dan tinjauan kepustakaan serta paket
informasi.
1.4. BAHAN RUJUKAN LAIN
Tiga kelompok bahan rujukan yang dapat dijadikan alat untuk menjawab pertanyaan
rujukan adalah sebagai berikut
1) Bahan rujukan umum yang berupa buku petunjuk / buku pegangan, sumber
biografi, sumber geografi dan direktori.
2) Jenis bahan rujukan umum yang berupa statistic, buku tahunan dan terbitan
pemerintah serta terbitan badan-badan internasional.
3) Berbagai jenis bahan pustaka umum yang dapat pula dijadikan acuan dalam
mencari informasi mengenai suatu masalah. Di dalam kelompok ini terdapat
berbagai jenis bahan yang tidak selalu berupa buku rujukan atau bahan sekunder,
yaitu paten dan standar, makalah pertemuan, laporan penelitian, tesis,
disertasi, terbitan niaga, majalah dan surat kabar, bahan pustaka bentuk mikro,
bahan pustaka pandang dengar dan multimedia, serta bahan pustaka bentuk elektronik.
2. KAMUS DAN ENSIKLOPEDI
2.1. KAMUS
Dalam kegiatan belajar ini, Anda sudah dikenalkan bahan rujukan yang memuat
informasi mengenai kata dan istilah, teritama tentang Kamus.
Kamus sudah tidak asing lagi bagi Anda semua karena sejak dari bangku sekolah
pada saat belajar bahasa tidak terlepas dari Kamus. Kamus memberikan arti,
makna suatu kata.
Selain beragam dalam jenis, bahan rujukan ini juga beragam dalam nama. Namun,
kita setelah memahami uraian dalam kegiatan belajar ini, sudah seharusnya
mengetahui jenis buku rujukan, apa pun nama yang diberikan oleh penyusunnya.
Cakupan dan sasaran pembaca yang sesuai bisa pula mempengaruhi pilihan kamus
yang kita gunakan. Cara mencari informasi dalam bahan pustaka pada umumnya
selalu ada susunan berabjad sebagai kunci penelusuran informasi.
Kamus selain disajikan dalam bentuk tercetak, saat ini disajikan pula dalam
bentuk atau format digital. Kamus digital dapat digunakan melalui jaringan
internet ataupun melalui CD-ROM dan mesin kamus.
2.2. ENSIKLOPEDI
Dalam kegiatan belajar ini Anda sudah mempelajari secara lebih mendalam apa
yang disebut sebagai ensiklopedi. Salah satu bentuk buku rujukan umum yang
termasuk paling sering digunakan dalam mencari informasi / penjelasan dasar
mengenai suatu masalah. Ada banyak ragam ensiklopedi, demikian pula ragam
namanya.
Penggunaan ensiklopedi dalam mencari jawaban suatu pertanyaan rujukan,
hendaknya senantiasa dilengkapi lagi dengan bahan rujukan lain, yang juga
memberi informasi yang sama, namun lebih mutakhir. Hal ini biasanya dilakukan
karena umumnya perpustakaan (paling tidak di Indonesia) tidak selalu memiliki
ensiklopedi edisi terbaru. Tiap kali ensiklopedi direvisi sehingga keakuratan
informasi di dalamnya perlu diperhatikan. Tiap ensiklopedi mempunyai cara
masing-masing untuk mempermudah pembacanya dalam mencari informasi. Umumnya
menggunakan indeks yang baik atau susunan entri dan acuan silang yang membantu.
Kini ensiklopedi disajikan pula dalam bentuk lain yaitu bentuk digital.
Informasi ensiklopedi digital tersebut dapat diperoleh melalui CD / DVD dan
internet. Sebagian ensiklopedi baik bentuk CD / DVD maupun yang disediakan di
internet dapat diperoleh secara gratis, sebagian lagi harus melalui langganan.
3. BAHAN RUJUKAN YANG MEMUAT INFORMASI KEPUSTAKAAN
3.1. KATALOG
Katalog adalah salah satu jenis sarana atau kelengkapan di suatu perpustakaan
yang sengaja dibuat untuk membantu pengguna dalam menemukan kembali informasi
bibliografi yang tersimpan di perpustakaan. Jadi, catalog perpustakaan
sesungguhnya adalah daftar dokumen yang dimiliki perpustakaan. Informasi dalam
catalog ini dapat memberi petunjuk kepada pengguna tentang dokumen apa saja
yang terdapat di perpustakaan dengan judul tertentu; atau yang dikarang oleh
pengarang tertentu; bahkan catalog dapat memberikan informasi tentang dokumen
apa saja yang ada di perpustakaan tersebut mengenai subjek tertentu.
Manfaat catalog adalah
1) Sebagai sarana untuk mengetahui buku-buku apa saja yang ada di perpustakaan
berdasarkan pengarang, judul dan berdasarkan subjek tertentu;
2) Untuk mengetahui buku-buku apa yang ada di perpustakaan lain;
3) Untuk mengetahui buku-buku apa yang beredar di pasaran;
4) Untuk mengetahui buku-buku apa saja yang ada dan diterbitkan di suatu
negara;
5) Sebagai sarana pemilihan koleksi untuk perpustakaan;
6) Sebagai sarana promosi buku bagi toko buku / penerbit.
Katalog mempunyai bermacam-macam bentuk. Ada yang berbentuk kartu, lembaran
kertas, berbentuk buku, mikrofis dan sekarang ini sudah ada yang berbentuk
basis data di computer yang dikenal dengan nama (Online Public Access
Catalogue) OPAC. Bahkan pada perkembangan terakhir catalog perpustakaan sudah
bisa dicari melalui jaringan internet atau catalog berbasis web.
Ada beberapa jenis catalog yaitu antara lain
(1) Catalog koleksi umum dan khusus;
(2) Daftar tambahan koleksi buku dan majalah;
(3) Catalog induk;
(4) Catalog nasional;
(5) Catalog penerbit / toko buku
3.2. BIBLIOGRAFI
Bibliografi dibuat untuk menunjukkan apa saja yang pernah diterbitkan oleh
pengarang tertentu, judul tertentu atau mengenai subjek tertentu. Peranan
bibliografi sebagai pelengkap catalog perpustakaan dengan sendirinya menuntut
agar bibliografi ditempatkan berdekatan dengan kartu itu. Bibliografi subjek
barangkali lebih bermanfaat ditempatkan di jajaran buku pada subjek tersebut.
Namun, pada beberapa perpustakaan, semua bibliografi dihimpun bersama-sama dan
disimpan pada suatu tempat tertentu. Ini dilakukan dengan maksud memudahkan
penyusunan dan pemanfaatannya. Pustakawan rujukan perlu mempertimbangkan hal di
atas. Jadi, perlu dipikirkan untuk tujuan apa bibliografi yang dimiliki paling
sering dimanfaatkan oleh pengguna, sebelum menempatkan dan menyusun koleksi
bibliografi. Jadi, bibliografi adalah publikasi yang memuat daftar dokumen baik
yang “diterbitkan” dalam bentuk buku maupun artikel majalah atau sumber
kepustakaan lain yang berhubungan dengan bidang, ilmu pengetahuan atau hasil
karya seseorang. Melalui bibliografi seseorang tidak menemukan dokumen yang
dicari secara langsung, melainkan hanya informasi bahwa dokumen tersebut ada.
Dokumen yang didaftar dalam bibliografi tidak perlu dijelaskan keberadaannya,
yang dipentingkan adalah bahwa dokumen itu ada karena pernah terbit.
Bibliografi sebagai bahan rujukan terutama berguna untuk :
(1) Memberi petunjuk lengkap kepada pengguna atau pencari informasi di
perpustakaan tentang terbitan, baik mengenai hasil karya seseorang / sekelompok
orang atau mengenai suatu subjek tertentu;
(2) Merupakan perlengkapan dalam melakukan pemilihan bahan pustaka untuk dibeli
dan disimpan di perpustakaan;
(3) Merupakan suatu petunjuk tentang masalah apa saja yang pernah ditulis orang
atau merupakan petunjuk perkembangan penulisan suatu masalah atau subjek.
Jenis bibliografi antara lain
(1) Bibliografi umum;
(2) Bibliografi khusus / terseleksi;
(3) Bibliografi nasional;
(4) Bibliografi universal;
(5) Bibliografi retrospektif;
(6) Bibliografi beranotasi;
(7) Bibliografi biobliografi.
3.3. INDEKS DAN ABSTRAK
Kata indeks atau index berasal dari kata bahasa Latin INDICARE yang berarti
menunjuk. Jadi, sebuah indeks tidak mempersembahkan informasi yang dicari
melainkan menunjuk di mana atau kemana kiranya informasi dapat ditemukan.
Ada tiga jenis indeks lain, yaitu
(1) Indeks literature yang ada dalam majalah-majalah;
(2) Indeks literature yang ada dalam surat-surat kabar;
(3) Indeks literature yang berupa buku-buku atau bentuk bahan pustaka lain.
Sebuah indeks dilengkapi dengan daftar nama, peristilahan, subjek, tempat atau
unsur lain pada suatu karya yang kiranya perlu diinformasikan. Umumnya indeks disusun
secara alfabetis, tetapi bahannya sendiri disusun secara kronologis atau
menurut sistematika tertentu yang dianut secara konsisten.
Abstrak atau ringkasan adalah suatu cara penyajian dokumen yang singkat dan
cermat, tanpa tambahan atau kritik dari pembuat abstrak. Ada dua jenis abstrak,
yaitu
(1) Abstrak indikatif, memberikan indikasi mengenai isi dokumen, pada umumnya
sangat singkat, terdiri atas 50 sampai 100 kata;
(2) Abstrak informative, lebih terperinci daripada abstrak indikatif,
mengungkapkan data yang penting dan kesimpulan suatu penelitian.
Kelebihan abstrak dibandingkan dengan indeks adalah :
(1) Abstrak memuat ringkasan artikel / tulisan yang diindeks;
(2) Abstrak cenderung membatasi diri pada subjek yang lebih spesifik (daerah
cakupan subjeknya sempit).
4. SUMBER BIOGRAFI, GEOGRAFI, DIREKTORI, STATISTIK, DAN BUKU TAHUNAN
4.1. SUMBER BIOGRAFI
Biografi adalah penulisan tentang kehidupan seseorang. Lebih lengkap biografi
dapat dijelaskan dengan kata-kata lain, yaitu sebagai pengungkapan ulang
kehidupan seseorang, yang diperoleh dari ingatan, dari bahan tertulis atau
secara lisan. Daya tarik sebuah biografi bagi pengguna setidaknya karena ada
dua sebab.
Pertama, memenuhi rasa ingin tahu kita terhadap kepribadian seseorang.
Kedua, untuk memenuhi hasrat kita dalam mendapatkan pengetahuan secara nyata
atau dengan kata lain untuk mengetahui apa yang sesungguhnya telah terjadi
melalui pengalaman orang lain.
Informasi yang diberikan di dalam suatu biografi, antara lain nama kebangsaan,
tempat dan tanggal lahir, alamat, keadaan keluarga, pendidikan, riwayat
pekerjaan (bagian ini biasanya disusun kronologis), keikutsertaannya dalam
organisasi sosial / masyarakat atau profesi, penghargaan-penghargaan yang
diperolehnya, karya tulis atau publikasinya, foto, tempat dan tanggal meninggal
(kalau sudah meninggal), serta informasi lain yang kiranya diperlukan. Ditinjau
dari cakupan isinya, maka sumber biografi bisa dibagi menjadi sumber biografi
umum universal, sumber biografi umum nasional, dan sumber biografi khusus.
4.2. SUMBER GEOGRAFI DAN DIREKTORI
Sumber geografi adalah bahan pustaka yang memuat informasi mengenai tempat,
gunung, sungai, batas negara, batas wilayah, yang berkaitan lokasi. Ada
berbagai jenis bahan pustaka rujukan yang termasuk dalam kelompok sumber
geografi termasuk di dalamnya adalah atlas, peta / map, bola dunia, buku
pemandu wisata, kamus ilmu bumi (gazetir).
Peta merupakan suatu lukisan atau gambar suatu ruang yang disederhanakan,
menjadi alat bantu navigasi yang menggambarkan hubungan antar objek dalam ruang
tersebut. Pada umumnya peta merupakan representasi dari ruang tiga dimensi yang
digambar dengan gambar dua dimensi, dengan penyajian geometris yang akurat.
Atlas adalah kumpulan peta yang dijilid menjadi satu bentuk buku. Peta-peta
dalam atlas tersebut menggambarkan geografi suatu daerah, batas-batas daerah
(seperti negara, provinsi, kecamatan), geopolitik, sosial, keagamaan, dan
statistic ekonomi.
Globe atau bola dunia tidak lain adalah atlas atau peta yang bentuknya dibuat
sedemikian rupa sehingga bentuknya benar-benar menyerupai aslinya atau dapat
dikatakan model suatu planet, khususnya bumi. Dengan demikian, bukan saja kita
dapat melihat lokasi dan skalanya, melainkan kita dapat pula melihat posisinya
secara tepat dibandingkan dengan posisi tempat lain.
Gazetir atau disebut juga kamus ilmu bumi adalah sumber geografi, yang tidak
memuat gambar-gambar peta lokasi, melainkan hanya disebutkan secara verbal atau
dengan angka-angka posisi suatu tempat di bumi atau di angkasa luar. Jadi,
biasanya hanya disebut pada koordinat (bujur dan lintang) berapa posisi suatu
tempat, apa ciri-ciri tempat itu, misalnya temperatur kelembaban, iklim, dan
keterangan lain, misalnya sejarah, statistic, budaya dan faktor-faktor lain
yang berkaitan dengan tempat itu.
Buku penuntun perjalanan adalah sumber geografi yang berisi informasi mengenai
tempat bersejarah, rumah-rumah makan, hotel-hotel, toko-toko yang menjual
cindera mata, biro-biro perjalanan dan sebagainya. Sumber ini sangat berguna
bagi para wisatawan.
Direktori adalah suatu bahan pustaka rujukan yang memuat daftar organisasi atau
perorangan, disusun secara sistematis, atau menurut abjad. Ada dua macam
direktori. Direktori untuk organisasi atau lembaga dan direktori perorangan.
Direktori perseorangan memuat alamat, profesi, kantor atau informasi penting
menyangkut orang tersebut. Direktori lembaga biasanya memuat informasi, seperti
alamat, pejabat-pejabatnya, fungsi dan keterangan lain menyangkut organisasi
itu.
4.3. STATISTIK DAN BUKU TAHUNAN
Bahan rujukan yang memuat informasi statistic sangat beragam judulnya. Ada yang
dengan jelas mencantumkan kata statistic, misalnya Statistik Ekspor Impor
Beras. Ada pula yang tidak mencantumkan kata statistic itu, namun masih dapat
diduga bahwa buku itu memuat informasi mengenai statistic karena ada unsur
angka dan data. Biasanya bahan rujukan statistic terbit secara berkala. Di
Indonesia ada suatu lembaga yang disebut Badan Pusat Statistik (dahulu Biro
Pusat Statistik). Lembaga ini menerbitkan buku rujukan yang memuat data
statistic. Ada yang terbit tiap minggu, tiap dua minggu, tiap bulan, tiap dua
bulan, tiap tiga bulan maupun yang terbit tiap setengah tahun dan tiap tahun.
Buku rujukan statistic dalam jajaran koleksi rujukan di perpustakaan, biasanya
ditempatkan secara terpisah, seperti halnya peta maka bentuk fisik buku rujukan
statistic ada kalanya agak berbeda dengan buku-buku biasa. Data statistic dalam
buku rujukan di atas kebanyakan disajikan dalam bentuk tabel. Adapula yang
disajikan dalam bentuk macam-macam diagram atau berupa peta. Sangat jarang data
statistic disajikan mengenai data berbentuk uraian angka-angka. Saat ini sumber
statistic banyak juga yang disajikan dalam format elektronik dan dapat diakses
melalui internet.
Buku tahunan, juga dikenal sebagai annual adalah suatu buku yang merekam,
menyoroti, dan mencatat masa lalu suatu institusi, seperti sekolah, departemen
atau lembaga pemerintah ataupun swasta yang diterbitkan tiap tahun sebagai
laporan atau ringkasan dari statistic atau fakta. Buku tahunan adalah bahan
rujukan yang sering digunakan di perpustakaan untuk menjawab pertanyaan
rujukan. Buku ini menarik karena mengandung fakta dan angka mengenai masalah
tertentu yang telah terjadi selama setahun atau dua tahun terakhir. Beberapa
jenis bahan pustaka yang sering dikelompokkan ke dalam jenis buku ini adalah :
(a) Suplemen suatu buku Ensiklopedi;
(b) Almanak;
(c) Yearbook dan annual; dan
(d) Catatan perkembangan suatu subjek.
5. TERBITAN PEMERINTAH, BADAN-BADAN INTERNASIONAL, DAN BAHAN PUSTAKA LAIN
5.1. TERBITAN PEMERINTAH DAN BADAN-BADAN INTERNASIONAL
American Library Association Glossary of Library and Informastion Science
membatasi terbitan pemerintah dan badan Internasional, tiap terbitan yang
berasal dari, diterbitkan oleh, atau dengan biaya dan wewenang tiap kantor
resmi pemerintah atau lembaga internasional. Jadi, terbitan pemerintah adalah
setiap penerbitan yang dicetak atas biaya pemerintah atau diterbitkan oleh
badan-badan pemerintah, yang pada umumnya berisi hal-hal yang berkaitan dengan
masalah-masalah pemerintahan atau untuk kepentingan umum. Di Indonesia, kita
mengenal beragam penerbitan pemerintah. Terbitan itu, antara lain Lembaran
Negara Republik Indonesia, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia yang
berfungsi sebagai pelengkap terbitan sebelumnya. Setingkat lebih rendah adalah
Berita Negara Republik Indonesia. Sumber ini memuat Keputusan-keputusan dan
Instruksi-Instruksi Presiden, Keputusan dan Instruksi Menteri.
Di dunia ini banyak lembaga internasional yang tugasnya bukan saja mengurusi
satu negara, tetapi banyak negara. Sudah barang tentu yang paling Anda kenal
adalah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations Organization (UNO).
Lembaga dunia itu mempunyai bagian-bagian yang khusus menangani masalah-masalah
tertentu, misalnya United Nations for Culture, Education and Fund (UNICEF) yang
mengurusi masalah kebudayaan, pendidikan dan pendanaan; World Health
Organization (WHO) yang mengurusi masalah-masalah yang berkaitan dengan
kesehatan di seluruh dunia; International Labour Organization (ILO) yang
bertugas menangani masalah tenaga kerja; UNTAC; UNDP. Semua lembaga itu
mempunyai penerbitan masing-masing yang dapat dikategorikan sebagai terbitan
badan-badan internasional.
Kedutaan-kedutaan besar negara sahabat di negara kita pun banyak menerbitkan
buku-buku yang biasa disebarluaskan. Selain itu, ada lembaga-lembaga swadaya
masyarakat internasional atau lembaga yang didirikan oleh orang atau kelompok
orang tertentu, misalnya Yayasan Asia (Asia Foundation), Yayasan Ford (Ford
Foundation), Greenpeace, Walhi, Bank Dunia, Inter Government Group on Indonesia
(IGGI) yang kini sudah dibubarkan dan diganti menjadi Consultative Group of
Indonesia (CGI), International Moneter Found (IMF), OPEC. Semua lembaga yang
disebut di atas mempunyai terbitan masing-masing, yang memiliki nilai informasi
penting.
5.2. BAHAN RUJUKAN PATEN, STANDAR, DAN LAPORAN
Di dalam melayani pertanyaan-pertanyaan rujukan petugas dapat menggunakan baik
sumber rujukan maupun non-rujukan. Bahan-bahan tersebut, antara lain berupa
Paten, Standar Makalah Pertemuan dan Laporan.
Paten dalam arti dokumen adalah dokumen resmi yang diberikan oleh pemerintah
kepada pemilik penemuan yang menyatakan bahwa pemilik paten tersebut mempunyai
hak untuk menggunakannya atau bahkan menjualnya, dengan batas waktu tertentu.
Spesifikasi paten adalah deskripsi dari paten yang diterbitkan oleh pemerintah
(kantor paten). Standar adalah aturan-aturan format yang dapat diaplikasikan
pada semua sektor industry dan perdagangan yang meliputi tes, istilah, definisi
dan symbol-simbol, spesifikasi konstruksi dan performance, kode aturan, dan
hal-hal lain yang bersifat teknis.
Makalah pertemuan adalah tulisan yang dibuat untuk suatu pertemuan ilmiah atau
konferensi yang disampaikan atau dipresentasikan oleh penulisnya sendiri.
Tulisan, seperti ini dikenal dengan beberapa nama antara lain preprint makalah
pertemuan, paper, meeting paper. Sedangkan tulisan yang sudah dipresentasikan
biasanya dimuat atau disertakan di dalam laporan pertemuan. Laporan tersebut
sering disebut dengan prosiding atau proceeding, laporan konferensi, laporan
symposium, transaction.
Istilah laporan sudah biasa kita dengar. Laporan di sini didefinisikan sebagai
suatu pernyataan dari, institusi dan lembaga-lembaga / organisasi lain mengenai
pekerjaan yang dilakukan dan hasil yang dicapai yang diberikan kepada
sponsornya.
5.3. BERBAGAI BAHAN PUSTAKA YANG DAPAT DIJADIKAN BAHAN RUJUKAN
Pada Kegiatan Belajar 2 Anda mempelajari Tesis, Disertasi, Terbitan Niaga,
Majalah dan Surat Kabar, dan Bahan Mikro serta bahan Audio-visual. Tesis dan
Disertasi didefinisikan sebagai tulisan pernyataan dari suatu penelitian atau
investigasi yang memuat penemuan-penemuan serta kesimpulan suatu penelitian.
Tulisan ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar
kesarjanaan ataupun gelar-gelar lain, seperti gelar keprofesian.
Terbitan Niaga adalah terbitan yang memuat informasi mengenai barang-barang
atau alat-alat yang diperjualbelikan. Terbitan ini sering juga disebut dengan
catalog barang dan biasanya dikeluarkan oleh toko-toko besar, perusahaan yang
memproduksi barang tersebut atau oleh agen-agen yang menjual barang yang
bersangkutan.
Majalah yang di dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama “periodical” atau
journal” didefinisikan sebagai sebuah publikasi yang diterbitkan secara
berturut-turut, bagian demi bagian, biasanya dengan jarak penerbitan yang tetap
dan dengan maksud untuk terbit secara terus-menerus tanpa batas waktu tertentu.
Kegunaan majalah adalah : sebagai sumber informasi terbaru; untuk mengetahui
adanya subjek baru; sebagai sumber ketersediaan artikel baru bagi pengguna yang
pernah melihatnya disitir di publikasi lain; serta sebagai sumber informasi
ringkas tentang perkembangan disiplin ilmu tertentu pada waktu tertentu.
Surat kabar merupakan publikasi atau terbitan serial yang mempunyai bentuk khas
dalam penyajian isi tidak formal dan dengan penempatan artikel yang khas
sehingga tidak mudah untuk dijadikan sebagai sumber informasi retrospektif.
Jadi, surat kabar umumnya hanya dijadikan sumber informasi mutakhir, kecuali
surat kabar tersebut sudah diubah bentuknya, misalnya sudah menjadi kliping
artikel atau sudah dalam bentuk mikro.
Bahan pustaka mikro adalah bahan pustaka yang tercetak pada media berupa film
sebagai pengganti kertas. Sesuai dengan namanya maka dokumen tersebut dicetak
dalam bentuk mini pada bingkai film sehingga untuk membacanya kita memerlukan
alat bantu baca yang disebut dengan alat baca mikro atau “microreader”.
Jenis-jenisnya adalah mikrofim, mikrofis, mikro kartu, dan microprint.
Bahan audiovisual atau bahan pandang-dengar adalah media penyampai informasi
yang digunakan dengan cara melihat atau mendengar atau kombinasi kedua-duanya.
Bahan-bahan tersebut termasuk bagan, peta, model, foto, film, rekaman suara,
video, piring optic.
6. PENILAIAN BAHAN RUJUKAN
6.1. PENILAIAN BAHAN RUJUKAN
Pada era di mana sumber informasi semakin membanjir, termasuk bahan pustaka
rujukan maka evaluasi bahan rujukan menjadi salah satu faktor yang sangat
penting dalam pembinaan koleksi rujukan. Hal ini untuk menjamin agar koleksi
rujukan yang dibeli oleh perpustakaan dapat selalu terjaga kemutakhirannya,
selalu sesuai dengan kebutuhan pemakainya, serta terdiri atas bahan-bahan
rujukan yang baik dan terjamin mutunya.
Dalam pengalaman praktis di lapangan, secara sederhana, kita sebenarnya dapat
dengan mudah melakukan evaluasi dengan patokan bahwa bahan rujukan yang baik
akan selalu dapat menjawab kebutuhan atau pertanyaan pemakai, sedangkan bahan
pustaka rujukan yang kurang bermutu mungkin tidak dapat menjawab kebutuhan atau
pertanyaan pemakai perpustakaan.
Oleh karena harganya yang sangat mahal maka sebelum kita memutuskan akan
membeli atau mengoleksi sebuah bahan rujukan atau tidak maka sebaiknya kita
membaca review mengenai bahan rujukan tersebut. Begitu juga terhadap bahan
rujukan berbentuk elektronik (online). Biasanya perpustakaan besar selalu
dikirim bahan untuk direview, bahkan untuk bahan rujukan online atau on Disk
(CD-ROM) perpustakaan selalu di kirimi evaluation copy atau online trial
(misalnya 3 bulan trial). Dari bahan-bahan tersebut perpustakaan dapat
melakukan pengujian atau evaluasi dan kemudian dapat memutuskan apakah kita
akan membelinya atau tidak.
Setidaknya ada empat hal yang perlu dinilai sebelum kita memutuskan untuk
membeli atau mengoleksi Bahan Rujukan tersebut yaitu penilaian terhadap :
1) Otoritas buku;
2) Penilaian terhadap ruang lingkup dan isi buku;
3) Penilaian terhadap tujuan penulisan buku dan sasaran pembaca;
4) Penilaian terhadap bentuk dan susunan buku.
6.2. PENILAIAN KAMUS, ENSIKLOPEDI, SUMBER BIBLIOGRAFI, BIOGRAFI, GEOGRAFI, BUKU
PEDOMAN, DAN BUKU PETUNJUK
Di dalam penilaian bahan rujukan ada criteria umum yang dapat dijadikan dasar
penilaian. Kriteria tersebut sudah dijelaskan pada Kegiatan Belajar 1, yaitu
Otoritas, ruang lingkup isi buku, tujuan dan sasaran penulisan buku, serta
format fisik dan isi buku. Selain itu, untuk setiap jenis bahan rujukan
criteria umum tersebut masih perlu ditambahkan beberapa criteria di dalam
melakukan penilaian.
Di dalam menilai kamus selain criteria umum di atas, kita perlu memperhatikan
perbendaharaan kata dan kemutakhiran. Dalam penilaian ensiklopedi criteria
khusus tersebut adalah gaya penulisan, kemutakhiran dan revisi, objektivitas
dan keberadaan, serta kemudahan penggunaan indeknya.
Pada penilaian catalog, bibliografi, indeks, dan abstrak criteria penilaian
selain empat criteria umum tersebut adalah duplikasi dan kesenjangan, derajat
kedalaman pengindeksan, serta kemutakhiran, tajuk subjek dan deskripsi. Kriteria
ini masih perlu dipilih dan disesuaikan untuk setiap jenis bahan rujukan dalam
kelompok bahan rujukan ini.
Di dalam menilai biografi kita perlu menambahkan criteria panjang entri dan
seleksi nama objek kepada criteria penilaian bahan rujukan secara umum,
sedangkan kepada sumber geografi kita perlu menambahkan skala gambar peta dan
kemutakhiran.
Di dalam penilaian buku petunjuk kemutakhiran sangat perlu ditambahkan ke dalam
criteria penilaian sebab data alamat maupun nama objek bisa saja sewaktu-waktu
berubah.
Pada kelompok terakhir yaitu sumber statistic dan buku pedoman / pegangan kita
perlu menambahkan ketepatan data serta kemudahan pembacaan data dan informasi
yang dimuat dalam buku tersebut di samping kemutakhiran tentunya.
7. BIMBINGAN DAN PROMOSI PENGGUNAAN KOLEKSI RUJUKAN
7.1. BIMBINGAN PENGGUNAAN KOLEKSI RUJUKAN
Bimbingan penggunaan bahan rujukan diartikan sebagai bimbingan yang diberikan
oleh petugas pelayanan rujukan kepada para pemakai perpustakaan agar mampu
menggunakan koleksi dan sumber-sumber rujukan baik tradisional maupun online
dengan cepat dan tepat. Bimbingan penggunaan koleksi rujukan ini dapat
dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu bimbingan yang diberikan secara
langsung dan bimbingan yang diberikan secara tidak langsung. Bimbingan langsung
adalah bimbingan yang diberikan melalui hubungan langsung antara petugas
rujukan dengan pemakai perpustakaan. Bimbingan tak langsung adalah bimbingan
yang diberikan secara tak langsung kepada pengguna atau dengan kata lain yang
disampaikan dengan menggunakan media tertentu, seperti penerbitan buku
informasi, buku pegangan, leaflet atau penerbitan lainnya. Pemberian bimbingan
penggunaan bahan rujukan ini dapat dilaksanakan secara
(1) Insidental, yaitu bimbingan yang diberikan hanya sewaktu-waktu, yaitu pada
waktu-waktu yang tidak ditentukan sebelumnya atau ketika pertanyaan itu
diajukan.
(2) Terencana, yaitu bimbingan yang diberikan dengan perencanaan yang sudah
tersusun terlebih dahulu. Biasanya bimbingan secara ini diberikan secara periodic
dan teratur.
Bimbingan penggunaan bahan rujukan ini biasanya berisi, sebagai berikut :
(1) Informasi yang memberikan pengertian mengenai hubungan antara belajar
mengajar, penelitian dengan koleksi rujukan umum sebagai sumber informasi.
(2) Uraian mengenai jenis-jenis koleksi rujukan menurut sifat, bentuk dan /
atau format maupun isi informasinya.
(3) Contoh-contoh koleksi rujukan baik yang berbentuk tradisional (tercetak)
maupun elektronik dan online.
(4) Cara-cara menggunakan masing-masing jenis koleksi rujukan umum sebagai
sumber informasi, termasuk cara akses ke basis data baik local maupun “remote”
(internet).
(5) Latihan mencari dan menggunakan koleksi rujukan umum sebagai sumber
informasi.
7.2. PROMOSI KOLEKSI RUJUKAN
Promosi koleksi rujukan adalah usaha memperkenalkan koleksi bahan rujukan agar
koleksi tersebut diketahui dan dikenal oleh para pengguna perpustakaan. Dengan
demikian, daya guna dan keterpakaian koleksi tersebut akan menjadi semakin
tinggi. Beberapa cara dikenal dalam mempromosikan koleksi rujukan. Cara-cara
tersebut, antara lain
(1) Display, di mana bahan rujukan umum ditempatkan pada rak-rak terbuka dan
mudah dilihat oleh pengguna perpustakaan. Biasanya display ini dilakukan pada
bahan-bahan yang baru diterima oleh perpustakaan;
(2) Poster, yaitu gambar yang digunakan untuk mempromosikan perpustakaan
(secara khusus bisa pelayanan rujukan) yang ditempelkan di papan pengumuman
atau bahkan di tempat-tempat di mana masyarakat pemakai biasa berkumpul;
(3) Pembatas buku, yaitu sepotong kertas (karton manila) yang biasanya
digunakan untuk menandai batas bacaan sehingga bila pembaca ingin meneruskan
bacaannya dengan mudah ia menemukan bacaannya yang terakhir untuk diteruskan;
(4) Lembar catatan bacaan, biasa digunakan oleh orang yang punya minat dan
budaya baca tinggi. Ia akan mencatat buku apa saja yang sudah dibaca;
(5) Ceramah, yaitu presentasi di hadapan sekelompok pemakai perpustakaan yang
biasanya, diberikan atas dasar permintaan pengguna perpustakaan.
(6) Lomba, merupakan salah satu cara yang efektif untuk menarik minat para
pemakai agar secara langsung mencari dan mengenali koleksi rujukan;
(7) Daftar Koleksi Rujukan. Biasanya, yaitu daftar tersebut berisi bahan-bahan
rujukan yang baru diterima oleh perpustakaan dan disebarkan kepada pemakai
perpustakaan;
(8) Pameran, yaitu pameran yang dilakukan secara khusus pada kesempatan
tertentu;
(9) Webblog, yaitu promosi koleksi rujukan yang disampaikan melalui situs web
yang disediakan secara gratis.
8. MENGENAL BAHAN RUJUKAN INDONESIA
8.1. BAHAN RUJUKAN INDONESIA
Sejarah bibliografi di Indonesia dimulai sejak abad ke-19 dengan terbitnya
semacam Bibliografi Indonesia yang meliputi terbitan dari abad ke-16.
Bibliografi yang memuat terbitan dari abad ke-16 hingga abad ke-19 ini disusun
oleh J. C. Hooykaas berjudul Repertorium op de- Koloniale Literatur,…. Van
hetgeen voorkomt over de kolonien in mengelwerken en tijdschriften van
1595-1865 uitgegeven iin Nederland en zijne Overzeesche bezittingen.
Bibliografi tersebut terbit di Amsterdam oleh Van Kempenn & Zoon, 1880.
Bibliografi yang lebih awal diterbitkan daripada Repertorium tersebut adalah
yang diterbitkan oleh Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen
dalam Tahun 1975, yaitu Verhandelingen bat. Gen. Jilid 37. Bibliografi itu, meliputi
terbitan Tahun 1659 – 1870, disusun oleh J. A. Van der Chijs. Judulnya adalah
Proeve Ener Nederlandsche Indische Bibliografie. Dipakai kata “Proeve” karena
penyusun menganggap karyanya masih merupakan percobaan sebelum berbentuk karya
standar. Dia merencanakan untuk menambah bibliografinya dengan tulisan sejarah
dan percetakan di Hindia Belanda, tetapi niat tersebut diurungkan. Bibliografi
yang disusun itu memuat 3.403 entri atau judul. Susunannya kronologis atau
menurut waktu/tahun terbit. Di dalam tahun yang sama entri/judul disusun lagi
menurut abjad. Bibliografi berisi bahan pustaka berupa buku, majalah, dan
harian (surat kabar). Sejak tahun 1953 Kantor Bibliografi Nasional (KBN)
didirikan atas Surat Keputusan Menteri P dan K. Prakarsa pendirian kantor tersebut
adalah Ockeloen. KBN menerbitkan BERITA BULANAN yang berlangsung dari Tahun
1953 – 1962. Di samping itu, PT Gunung Agung juga menerbitkan semacam book
review yang diberi judul BERITA BIBLIOGRAFI, mulai Tahun 1955 sampai sekarang.
Hanya sejak beberapa tahun belakangan dimuat dalam Berita Idayu.
Sejarah perkembangan kamus di Indonesia dimulai dengan masuknya Belanda ke
Indonesia. Kebanyakan penyusun kamus adalah orang-orang Belanda. Pada mulanya
tujuan penyusunan kamus adalah agar mereka mudah berkomunikasi dengan penduduk
pribumi. Hampir semua bahasa daerah di Nusantara dibuat kamus dua bahasanya
dengan bahasa Belanda. Baru pada awal abad XX putra Indonesia asli berhasil
menyusun kamus Indonesia. Selanjutnya, perkembangan kamus berbahasa Nusantara mulai
semarak. Terutama oleh penyusun-penyusun kamus yang terkenal, seperti
Poerwadarminta, Sutan Mohammad Zain, R. Satjadibrata, E.St. Harahap, Hassan
Shadily, J.S. Badudu.
Keperluan ensiklopedi nasional bagi suatu bangsa sangat penting. Dengan membaca
ensiklopedi maka banyak informasi penting dan mendasar dapat kita ketahui.
Ensiklopedi nasional memberi informasi berbagai hal yang menyangkut suatu
negara.
8.2. DOKUMEN KELABU DI INDONESIA
Grey-literature kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia secara bebas
adalah ‘pustaka kelabu’. Akan tetapi, terjemahan ini jarang digunakan dalam
tulisan-tulisan mengenai perpustakaan. Kebanyakan penulis hanya menggunakan
bahasa aslinya. Grey-literature adalah istilah yang digunakan untuk jenis bahan
pustaka yang sukar didapatkan secara bebas. Jadi, ada sejumlah terbitan yang
hamper tidak mungkin didapatkan di toko-toko buku. Bahkan di perpustakaan pun
tidak mudah ditemukan. Dengan kata lain, tidak semua perpustakaan mempunyai
koleksi jenis ini.
Terbitan pemerintah atau lebih khusus lagi, Terbitan Pemerintah Indonesia
adalah hamper sama dengan grey-literatur. Keduanya sebenarnya sukar didapatkan
di pasaran. Namun, bedanya terbitan pemerintah ada yang diterbitkan ulang oleh
penerbit swasta untuk kemudian dijual melalui toko-toko buku. Akan tetapi,
dalam banyak hal keduanya mempunyai persamaan, khususnya dalam penerbitan atau
lembaga yang menerbitkannya.
9. PRINSIP PENGAWASAN BIBLIOGRAFI DAN PENGAWASAN BIBLIOGRAFI DI INDONESIA
9.1. KONSEP DAN PRINSIP PENGAWASAN BIBLIOGRAFI DI INTERNASIONAL
Pengawasan bibliografi di Indonesia memang belum berjalan dengan baik. Hal ini
karena perangkat atau persyaratan yang diperlukan belum lama dimiliki oleh
bangsa Indonesia. Pada zaman colonial Belanda memang sudah ada usaha-usaha ke
arah kegiatan pengawasan bibliografi, namun belum berjalan lancar karena
kondisi yang kurang mendukung. Faktor lain adalah karena kesadaran para
penerbit dan penulis belum merata hingga ini kurang mendukung kelancaran
kegiatan ini.
Tahun 1990 merupakan tahun penting dalam kaitan program pengawasan bibliografi
di Indonesia karena pada tahun itulah keluar undang-undang yang paling mutakhir
mengenai serah simpan hasil karya penerbitan. Beberapa tahun sebelumnya
diresmikan Perpustakaan Nasional RI. Lembaga bibliografi, yaitu sebagai pusat
deposit atau penyimpanan dokumen yang berhasil dikumpulkan berdasarkan
undang-undang tersebut.
9.2. PRAKTEK PENGAWASAN BIBLIOGRAFI DI INDONESIA
Di Indonesia, Undang-undang Deposit baru disahkan pada Tahun 1990.
Undang-undang ini tertuang dalam Undang-undang No.4 Tahun 1990 tentang
Undang-undang Serah-Simpan Karya Cetak dan karya Rekam (disingkat UUWSKC).
Lembaga resmi yang ditunjuk sebagai pusat deposit dalam hal ini adalah
Perpustakaan Nasional RI. Seperti diketahui, Perpustakaan Nasional RI baru
secara resmi didirikan pada Tahun 1980, berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 0164/0/1980. Namun, perlu diketahui bahwa
sesungguhnya jauh sebelum adanya UUWSKC ini, telah ada suatu peraturan yang
berbentuk Surat Keputusan mengenai penyerahan terbitan pada masa Pemerintahan
Hindia Belanda. Surat Keputusan itu adalah keputusan Pemerintah Hindia Belanda
No. 7981 Tahun 1913. Dengan adanya keputusan Pemerintah Hindia Belanda
tersebut, Perpustakaan Museum Jakarta menyimpan koleksi terbitan Indonesia yang
terlengkap dari permulaan abad ke-19 sampai Jepang menduduki Indonesia pada
Tahun 1942.
Bibliografi ini diterbitkan oleh perpustakaan Nasional RI. Susunan entri
berdasarkan bagan klasifikasi DDC serta dilengkapi dengan indeks pengarang,
indeks judul, indeks subjek. Bibliografi ini terbit setiap tiga bulan.
Bibliografi Nasional Indonesia ini sekarang kita dapat peroleh dalam bentuk
CD-ROM dan bahkan dapat diakses melalui internet. Contoh Bibliografi Nasional
dalam bentuk CD adalah Bibliografi Nasional Indonesia.
Child dalam artikelnya Reference Guide mengatakan bahwa pengawasan bibliografi
rujukan di Amerika Serikat sudah dilakukan sejak lama. Pengawasan itu dilakukan
pertama kali tatkala diterbitkannya bibliografi rujukan (Reference Guide) pada
tahun 1902 yang berjudul Guide to study and use of reference books : A Manual
for Libralians, Teachers and Students oleh Alice B. Kroger. Sejak itu semakin
banyak bibliografi rujukan yang dikeluarkan oleh penyusun lain. Kegunaan dari bibliografi
rujukan adalah sebagai alat untuk memperkenalkan pemakai pada :
1. Bahan rujukan umum yang dapat membantu penelitian di bidang keahlian
pemakai;
2. Bahan rujukan khusus yang dapat membantu penelitian, di bidang keahlian
khusus (subjek khusus).
Sumber
Semoga Bermanfaat
NB:
Untuk download file dari 4shared, anda harus mempunyai akun 4shared dan melakukan login sebelum memulai proses download
Untuk download file dari 4shared, anda harus mempunyai akun 4shared dan melakukan login sebelum memulai proses download
0 comments:
Post a Comment