RANGKUMAN MATERI PUST 2229 MANAJEMEN
PERPUSTAKAAN
Saleh, Abdul Rahman. Rita Komalasari. 2010. Materi Pokok Manajemen
Perpustakaan; Modul 1-9; PUST 2229 / 3 sks. Jakarta. Universitas Terbuka
1. PENGERTIAN
PERPUSTAKAAN DAN DASAR-DASAR MANAJEMEN PERPUSTAKAAN
1.1.DEFINISI,
TUGAS, DAN FUNGSI PERPUSTAKAAN
Perpustakaan adalah tempat menyimpan, mengolah, dan
mencari informasi di mana informasi tersebut dapat berbentuk bahan bacaan tercetak
(buku, jurnal, referens, dan bahan pustaka tercetak lainnya) maupun bahan
bacaan dalam bentuk elektronik (electronic book, elektronik jurnal, dan bahan
bacaan bentuk elektronik lainnya). Di dalam perpustakaan tersebut ada
organisasi dan sistem yang mengatur perjalanan bahan pustaka / informasi mulai
dari pengadaan, peminjaman hingga pelayanan dan penyajian kepada pengguna
perpustakaan.
Tugas perpustakaan adalah mengumpulkan, mengolah,
memelihara, merawat, melestarikan, mengemas, menyimpan, memberdayakan, dan
menyajikan koleksi bahan pustaka kepada pemakai. Jadi, pada prinsipnya tugas
perpustakaan adalah menyediakan layanan informasi untuk kepentingan masyarakat,
baik masyarakat ilmiah (pelajar, mahasiswa, guru, dosen, dan peneliti) maupun
masyarakat luas di sekitarnya.
1.2.FUNGSI
DAN JENIS PERPUSTAKAAN
Fungsi perpustakaan sangatlah banyak dan beragam,
namun secara garis besarnya perpustakaan mempunyai fungsi : fungsi edukatif,
fungsi informative, fungsi penelitian, fungsi kultural dan fungsi rekreasi.
Semua tugas dan fungsi perpustakaan dapat berjalan dengan baik, selaras dan
harmonis jika ada dukungan penuh dari semua pihak terkait, seperti pemerintah,
pengelola perpustakaan, serta masyarakatnya.
Setiap perpustakaan yang didirikan mempunyai tujuan, organisasi,
jenis pemakai dan kegiatan yang berbeda-beda. Oleh karena perbedaan-perbedaan
ini maka perpustakaan menjadi berbeda-beda jenisnya. Beberapa pakar
mengelompokkan jenis perpustakaan sebagai berikut :
1. Perpustakaan
Nasional.
2. Perpustakaan
Umum
3. Perpustakaan
Khusus.
4. Perpustakaan
Sekolah.
5. Perpustakaan
Perguruan Tinggi.
1.3.KONSEP
DASAR DAN PENGERTIAN MANAJEMEN
Secara umum, manajemen diartikan sebagai pengendalian
dan pemanfaatan semua faktor dan sumber daya yang menurut suatu perencanaan
diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu tujuan tertentu. Manajemen
adalah fungsi manajer untuk menetapkan politik kebijaksanaan mengenai apa macam
produk yang akan dibuat, bagaimana membiayainya, menyalurkannya, memberikan
pelayanan, memilih serta melatih pegawai faktor yang mempengaruhi kegiatan
suatu usaha. Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi baik besar maupun
kecil, khususnya oleh organisasi modern karena sifat, pekerjaan dalam
organisasi sangat berbeda dengan pekerjaan / usaha pribadi. Manajemen dan
manajer adalah kebutuhan pokok bagi setiap organisasi modern dari organisasi
besar sampai organisasi sederhana sekalipun.
Manajemen telah mengalami 5 tahap perkembangan, yaitu
(1) manajemen autoriter,
(2) manajemen ilmiah (scientific);
(3) manajemen hubungan manusia;
(4) manajemen berorientasikan hasil,
dan
(5) manajemen tanggung jawab sosial.
1.4.FUNGSI-FUNGSI
MANAJEMEN
Koontz dan O’Donnell dalam bukunya The Principle of
Management : an Analysis of Managerial Function menyebutkan fungsi manajemen
ada lima. Fungsi-fungsi manajemen tersebut adalah sebagai berikut :
1. Planning, yaitu
menentukan sasaran yang ingin dicapai, tindakan yang harus dilakukan, bentuk
organisasi dan personal. Perencanaan tersebut menyangkut keputusan tentang apa
yang akan dilakukan, bagaimana melakukan, kapan melakukan, dan siapa yang akan
melakukannya.
2. Organizing,
yaitu penetapan struktur peran melalui penentuan aktivitas yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan, pengelompokan aktivitas, penugasan pada kelompok,
pendelegasian wewenang, koordinasi dan informasi dalam organisasi.
3. Staffing, adalah
pengisian jabatan dalam organisasi dengan cara mengidentifikasikan kebutuhan
tenaga, merekrut, memilih, menempatkan, promosi, menilai, memberi imbalan, dan
melatih karyawan.
4. Directing,
memimpin dan mengawasi orang-orang bawahan atau sub ordinat.
5. Controlling,
yaitu upaya sistematis untuk menetapkan standar prestasi pada sasaran
perencanaan, merancang sistem umpan balik informasi, membandingkan prestasi
sesungguhnya dengan prestasi standar, menentukan dan mengukur penyimpangan dan
memperbaikinya.
2. PERENCANAAN
PERPUSTAKAAN
2.1.PERENCANAAN
PERPUSTAKAAN
Perencanaan merupakan fungsi manajemen yang paling
dasar dari semua fungsi-fungsi manajemen yang lain. Semua fungsi manajemen
harus berdasarkan kepada rencana yang sudah dibuat sebelumnya. Perencanaan
dibuat untuk menentukan apa yang akan dilakukan, mengapa melakukan sesuatu,
bagaimana melakukannya, kapan harus dilakukan, di mana akan dilakukan
(dilaksanakan), dan siapa yang akan melakukan. Perencanaan ini mengikuti siklus
perencanaan yang dimulai dengan menentukan kebutuhan, diikuti dengan menentukan
tujuan, menentukan sasaran, menentukan metode, melakukan pengujian, simulasi,
pilih cara, implementasi, dan berakhir dengan kontrol dan monitoring.
Alasan penting di dalam pembuatan perencanaan adalah
untuk menghindari ketidakpastian langkah serta perubahan-perubahan sehingga
kita dapat memfokuskan langkah-langkah kita kea rah sasaran dan target yang
sudah ditetapkan sebelumnya. Selain itu, untuk memilih alternatif operasi yang
ekonomis, serta untuk kepentingan pengawasan. Proses perencanaan harus
memperhatikan empat faktor penting, yaitu :
1. waktu.
2. pengumpulan dan
analisis data.
3. level atau
tingkatan perencanaan.
4. kelenturan atau
flesibilitas.
Di dalam perencanaan sering disebutkan tujuan, sasaran
dan target. Tujuan digunakan untuk menunjukkan alasan-alasan mengapa sebuah
organisasi dibentuk atau mengapa sebuah kegiatan dilaksanakan. Sasaran dipakai
untuk menunjukkan titik akhir dari suatu program, sedangkan target adalah suatu
nilai kualitatif yang menjadi tujuan suatu program kerja.
2.2.PERENCANAAN
DI PERPUSTAKAAN
Perencanaan merupakan fungsi manajemen yang paling
dasar dari semua fungsi-fungsi manajemen yang lain. Perencanaan di perpustakaan
memang tidak semudah yang dibayangkan, sebab sebagian besar perpustakaan memang
dijalankan dengan alokasi SDM maupun sarana dan prasarana yang sudah “given”
atau dijatah. Walaupun demikian perpustakaan tetap harus membuat perencanaan
terhadap sumber daya yang dimilikinya. Rencana kebutuhan SDM dapat dibuat
berdasarkan besar kecilnya aktivitas perpustakaan, sedangkan di perpustakaan
perguruan tinggi dan sekolah perencanaan kebutuhan SDM ini dapat dibuat
berdasarkan jumlah mahasiswa atau siswa.
Manfaat rencana ketenagaan adalah
(1) memperbaiki penggunaan sumber
daya manusia;
(2) memadukan kegiatan-kegiatan
personalia dan tujuan-tujuan organisasi di waktu yang akan datang secara
efisien;
(3) melakukan pengadaan karyawan baru
secara ekonomis;
(4) mengembangkan informasi dasar
manajemen personalia untuk membantu kegiatan-kegiatan personalia dan unit-unit
organisasi lainnya;
(5) membantu program-program
manajemen personalia yang berbeda-beda seperti rencana penarikan dan seleksi.
2.3.PERENCANAAN
GEDUNG DAN TATA RUANG PERPUSTAKAAN
Gedung perpustakaan adalah suatu bangunan yang
dirancang sebagai tempat untuk menampung kegiatan perpustakaan bersama petugas,
peralatan, dan perabot yang diperlukan untuk menunjang perpustakaan. Kebutuhan
ruangan perpustakaan dapat diperhitungkan berdasarkan jumlah kegiatan
perpustakaan, bahkan untuk kasus perguruan tinggi dihitung berdasarkan jumlah
mahasiswa perguruan tinggi yang bersangkutan. Secara umum, penggunaan gedung
tersebut dialokasikan untuk tiga keperluan pokok, yaitu
(1) untuk keperluan penggunaan
perpustakaan;
(2) untuk keperluan koleksi
perpustakaan; dan
(3) untuk keperluan ruang kerja
petugas.
Belum semua jenis perpustakaan memiliki standar untuk
kebutuhan gedung dan /atau ruang perpustakaan. Untuk perpustakaan perguruan
tinggi dan sekolah sudah punya standar kebutuhan ruangan perpustakaan. Untuk
perguruan tinggi adalah 1 m2per mahasiswa dikalikan dengan 25 % dari
total mahasiswa, sedangkan di sekolah Depdikbud (sekarang Depdiknas
mengeluarkan tabel kebutuhan ruang perpustakaan yang didasarkan jumlah siswa di
sekolah yang bersangkutan.
Ruang perpustakaan perlu ditata dengan baik agar
pemakai perpustakaan merasa betah menggunakan perpustakaan tersebut. Ada tiga
cara dalam menata ruangan perpustakaan, yaitu
(1) tata sekat;
(2) tata parak dan
(3) tata baur.
Untuk perpustakaan besar penataannya dapat menggunakan
penataan ini, tentunya dengan mempertimbangkan beberapa hal seperti
pencahayaan, kemudahan pengawasan, tata lampu, sirkulasi udara (bila tidak
menggunakan pengatur suhu).
2.4.PERABOT
DAN PERALATAN PERPUSTAKAAN
Perabot perpustakaan didefinisikan sebagai semua
kelengkapan fisik berupa mebeler yang digunakan di perpustakaan dalam rangka
menunjang kelancaran tugas-tugas perpustakaan, sedangkan peralatan perpustakaan
didefinisikan sebagai semua perangkat peralatan yang ada di perpustakaan untuk
menunjang kelancaran tugas-tugas perpustakaan seperti alat-alat tulis, mesin
tik, computer, printer, alat baca mikro, proyektor slide, proyektor film, alat
pemutar VCD dan DVD.
Ada beberapa aspek, yang perlu diperhatikan dalam
menentukan perabot dan perlengkapan di perpustakaan, seperti
(1) jumlah dan jenis koleksi
yang akan dimiliki oleh perpustakaan dalam lima atau sepuluh tahun mendatang;
(2) jangkauan layanan yang akan
diselenggarakan, termasuk jumlah tenaga yang akan menempati tiap ruangan dan
pengembangannya lima atau sepuluh tahun mendatang; dan
(3) pada keadaan tertentu
ruangan pasti dipakai untuk perkantoran / kegiatan administrasi lainnya serta
pengembangannya.
Beberapa jenis perabot perpustakaan, antara lain
almari penitipan tas dan rak pemeran, pintu kontrol, tempat peminjaman atau
meja sirkulasi, meja layanan referensi, rak buku, rak koleksi majalah dan surat
kabar, meja dan kursi baca, meja kerja, meja mesin tik, meja computer, filling
cabinet, lemari. Peralatan perpustakaan antara lain computer, printer, mesin
tik, alat baca mikro, proyektor film/slide, alat pemutar kaset/CD/DVD, mesin
potong, mesin jahit, alat pres, alat perekat, pisau pemotong, penggaris logam,
mesin pencetak.
3. PEMBINAAN
DAN PENGEMBANGAN KOLEKSI DI PERPUSTAKAAN
3.1.PENGEMBANGAN
KOLEKSI DAN KAJIAN PEMAKAI
Untuk melakukan pengembangan koleksi perpustakaan yang
terencana dengan baik maka diperlukan arahan tertulis bagi pustakawan. Arahan
tertulis tersebut dikenal dengan nama Kebijakan Pengembangan Koleksi. Fungsi
dari kebijakan pengembangan koleksi ini adalah
(1) sebagai pedoman bagi petugas
seleksi,
(2) sebagai sarana komunikasi, dan
(3) sebagai sarana perencanaan.
Kajian pemakai adalah penelitian dengan tujuan untuk
mengetahui bagaimana, mengapa, kapan, dan di mana orang mencari informasi dan
menggunakan sumber-sumber informasi. Kajian formal diperlukan karena
(1) cara informal sering menghasilkan
gambaran yang subjektif,
(2) penelitian formal lebih
sistematis dan dapat menghasilkan gambaran yang lebih menyeluruh dari
masyarakat, dan
(3) untuk mempertanggungjawabkan
layanan dan koleksi yang akan dikembangkan dan alokasi dana perpustakaan,
diperlukan data yang objektif dan akurat.
Pengadaan bahan pustaka (prakatalogan,meliputi
kegiatan
(1) pemesanan bahan pustaka, dan
(2) penerimaan bahan pustaka baik
bahan pustaka yang dipesan maupun bahan pustaka yang tidak dipesan.
Pengadaan
dimulai dengan kegiatan seleksi yang merupakan proses pengidentifikasian bahan
pustaka yang akan ditambahkan pada koleksi yang telah ada di perpustakaan
sebelumnya. Kemudian diikuti dengan kegiatan pengadaan baik dengan pembelian,
tukar-menukar maupun hadiah. Kemudian aktivitas terakhir adalah kegiatan
penerimaan bahan pustaka.
3.2.PERAWATAN,
PELESTARIAN, DAN PENYIANGAN BAHAN PUSTAKA
Perawatan (dan pelestarian) bahan pustaka perlu
dilakukan oleh perpustakaan dengan tujuan untuk melestarikan kandungan
informasi yang ada pada bahan pustaka tersebut. Perawatan ini, meliputi
mempertahankan bentuk asli dari bahan pustaka tersebut dengan cara pencegahan
terhadap faktor-faktor perusak koleksi, perawatan fisik seperti dengan menjilid
ulang, melaminasi bahan pustaka atau memproduksi bahan pustaka tersebut seperti
fotokopi, alih bentuk (misalnya dari kertas ke microfilm, mikrofis atau
digital).
Perkembangan teknologi informasi membawa perkembangan
pula pada teknik pelestarian ini. Saat ini beberapa perpustakaan seperti
PDII-LIPI, Perpustakaan Umum Pemerintah Provinsi DKI, beberapa perpustakaan
perguruan tinggi sedang giat-giatnya melakukan alih bentuk dari bahan pustaka
tercetak menjadi bahan pustaka digital. Bahan pustaka, khususnya terbitan local
(local content) di “scan” dan di simpan dalam format digital dan disimpan dalam
media CD-ROM.
Untuk memberikan layanan yang baik kepada penggunanya
maka perpustakaan harus menyediakan bahan pustaka yang cukup dalam segi jumlah
dan sesuai dengan keperluan pemakai. Untuk itu, perpustakaan harus melakukan
seleksi baik seleksi bahan pustaka yang akan masuk ke perpustakaan (pengadaan)
maupun seleksi bahan pustaka yang akan ke luar dari perpustakaan (penyiangan).
Selain itu, alasan lain melakukan penyiangan terhadap koleksi perpustakaan
adalah keterbatasan tempat yang dimiliki oleh perpustakaan. Penarikan bahan
pustaka dari jajaran koleksi perpustakaan inilah yang dikenal dengan penyiangan
bahan pustaka atau weeding.
3.3.PENGATALOGAN
DESKRIPTIF DAN SUBJEK
Tata kerja rutin perpustakaan secara umum dapat
dikelompokkan menjadi dua macam kegiatan pokok, yaitu kegiatan pengolahan dan
kegiatan pelayanan. Kegiatan pengolahan terdiri dari kegiatan prakatalogan
(pengadaan bahan pustaka), pengatalogan, dan pascakatalogan.
Kegiatan pengadaan bahan pustaka dapat dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu pembelian, penukaran dan hadiah. Sarana yang
diperlukan di dalam kegiatan pengadaan bahan pustaka adalah :
1. Daftar
permintaan
2. Daftar pesanan
3. Daftar buku
dalam proses
4. Daftar majalah
buku induk.
Pengatalogan terdiri dari dua kegiatan pokok yaitu
pengatalogan deskriptif dan pengatalogan subjek. Pengatalogan deskriptif,
meliputi penentuan tajuk entri utama pembuatan bibliografi.
4. PERENCANAAN
LAYANAN DAN JENIS-JENIS LAYANAN DI PERPUSTAKAAN
4.1.PERENCANAAN
LAYANAN DI PERPUSTAKAAN
Dalam merencanakan layanan perpustakaan kita harus
mempertimbangkan kondisi yang ada di perpustakaan. Ada dua macam sistem
pelayanan yang biasa dilakukan oleh perpustakaan, yaitu sistem pelayanan
terbuka dan sistem pelayanan tertutup. Masing-masing sistem pelayanan tersebut
memiliki kelebihan dan kekurangan.
Dalam sistem pelayanan terbuka perpustakaan memberi kebebasan
kepada pengunjungnya untuk dapat masuk dan memilih sendiri koleksi yang
diinginkannya dari rak. Petugas hanya mencatat apabila koleksi tersebut akan
dipinjam serta dikembalikan. Sistem pelayanan terbuka ini mempunyai beberapa
kelebihan dan kelemahan.
Kelebihannya adalah sebagai berikut :
1. Pengguna bebas
memilih buku sendiri di rak
2. Kebebasan
memilih ini menimbulkan rangsangan untuk membaca.
3. Kalau buku yang
dikehendaki tidak ada, dapat memilih buku yang lain.
Kekurangannya adalah sebagai berikut :
1. Susunan buku
dalam rak menjadi sulit teratur.
2. Kemungkinan
banyak buku yang hilang.
Kebalikan dari sistem pelayanan terbuka adalah sistem
pelayanan tertutup di mana pengunjung tidak boleh masuk ke ruangan koleksi, tetapi
koleksi yang dibutuhkannya harus diambilkan oleh petugas. Penelusuran /
pencarian koleksi harus melalui catalog.
Sistem pelayanan tertutup ini memiliki kelebihan dan
kelemahan antara lain berikut ini.
Kelebihannya adalah sebagai berikut :
1. Susunan dan
letak buku terpelihara.
2. Tidak perlu ada
petugas khusus untuk mengawasi pengguna.
Kekurangannya adalah sebagai berikut :
1. Kebebasan
melihat buku tidak ada, harus dicari melalui catalog
2. Melihat dari
catalog kadang-kadang mengesalkan karena dalam catalog ada, tetapi bukunya
sering tidak ada, dan harus memilih lagi sampai berulang-ulang.
3. Petugas harus
mengambilkan dan mengembalikan buku.
4. Katalog harus
lengkap.
4.2.JENIS-JENIS
LAYANAN PEMAKAI DI PERPUSTAKAAN
Pelayanan sirkulasi adalah pelayanan yang menyangkut
peredaran bahan-bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan. Layanan referens
adalah kegiatan pelayanan perpustakaan untuk membantu pemakai perpustakaan
menemukan informasi dengan cara menjawab pertanyaan dengan menggunakan koleksi
referens serta memberikan bimbingan untuk menemukan dan memakai koleksi
referens. Layanan pendidikan pemakai didefinisikan sebagai layanan yang
diberikan kepada pemakai yang berisi penjelasan mengenai cara-cara pemanfaatan baik
koleksi maupun layanan perpustakaan. Layanan penelusuran informasi adalah
layanan berupa bantuan yang diberikan kepada pemakai perpustakaan dalam
penelusuran informasi. Layanan penyebarluasan informasi terbaru adalah layanan
perpustakaan berupa penyebaran informasi terbaru kepada pemakai perpustakaan.
Mirip dengan layanan informasi terbaru layanan ini juga menyebarkan informasi
terbaru ke pemakai. Bedanya pada layanan ini informasi baru yang akan
dikirimkan ke pemakai diseleksi terlebih dahulu supaya sesuai dengan minat
pemakai yang akan menerima informasi. Layanan penerjemahan adalah layanan
berupa bantuan yang diberikan oleh pustakawan dalam hal menerjemahkan dokumen
atau artikel dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Sedangkan layanan
fotocopi adalah layanan reproduksi dokumen yang diberikan kepada pemakai
perpustakaan yang memerlukannya.
Sesuai dengan tugas dan fungsi perpustakaan umum,
yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui pendayagunaan koleksi
bahan pustaka untuk keperluan pendidikan, penelitian, ilmu pengetahuan, dan
rekreasi maka salah satu layanan yang diselenggarakan oleh perpustakaan umum
adalah layanan anak atau juga dikenal dengan seksi anak-anak. Perbedaan antara
layanan anak-anak dengan layanan remaja, setingkat lebih tinggi dalam
menyediakan bahan pustaka yaitu yang sesuai dengan selera anak remaja. Selain
layanan anak dan remaja perpustakaan umum juga biasanya menyelenggarakan
layanan khusus yang diberikan kepada masyarakat yang berada di lembaga
pemasyarakatan, panti asuhan, panti jompo, penyandang cacat seperti tuna netra
dan tuna rungu, serta petugas yang terpencil seperti guru, penjaga mercu suar
dan perbatasan. Layanan perpustakaan keliling merupakan layanan ekstensi atau
perluasan layanan dari perpustakaan umum.
5. LAYANAN
SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN
5.1.LAYANAN
SIRKULASI
Di perpustakaan dikenal ada dua macam layanan, yaitu
layanan teknis dan layanan pengguna, sedangkan untuk layanan pengguna dikenal
dengan dua macam layanan yaitu layanan sirkulasi dan layanan referensi.
Layanan sirkulasi adalah pelayanan yang menyangkut
peredaran bahan-bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan. Pada pelayanan
sirkulasi ini dilakukan proses peminjaman bahan pustaka yang boleh dipinjam,
penentuan jangka waktu peminjaman, pengembalian bahan pustaka yang dipinjam dan
pembuatan statistic peminjaman untuk laporan perpustakaan.
Di dalam perpustakaan dikenal beberapa sistem pemantau
sirkulasi, yaitu sebagai berikut.
1. Sistem buku
besar.
2. Sistem sulih
(dummy).
3. Sistem NCR (No
Carbon Required).
4. Sistem Book
Issue Card (BIC).
5. Sistem Browne.
6. Sistem Islington
(variasi Brown).
7. Sistem Newark.
8. Sistem Token
Charging.
9. Sistem Kartu
Tebuk (punched card).
10. Sistem Photocharging atau peminjaman
berbasis sistem foto.
11. Sistem berbantuan Komputer.
Untuk mengetahui aktivitas layanan sirkulasi maka
perlu dibuat suatu statistic layanan sirkulasi. Beberapa jenis data perlu
dikumpulkan untuk statistic sirkulasi. Sesudah data terkumpul maka data diolah
dan disajikan dalam bentuk tabel grafik maupun teks lengkap atau kombinasi
ketiga-tiganya.
5.2.OTOMASI
PERPUSTAKAAN DAN SIRKULASI PUSTAKA BERBANTUAN KOMPUTER
Kehadiran teknologi Informasi dan Komunikasi tidak
bisa lagi ditawar-tawar. Siap atau tidak siap kita harus menerima kehadirannya.
Ada beberapa hal yang menjadi sebab kita melakukan otomasi di perpustakaan,
yaitu sebagai berikut :
1. Tuntutan
terhadap jumlah dan mutu layanan perpustakaan.
2. Tuntutan
terhadap penggunaan koleksi secara bersama (resourse sharing).
3. Kebutuhan untuk
mengefektifkan sumber daya manusia.
4. Tuntutan
terhadap efisiensi waktu.
5. Kebutuhan akan
ketepatan, layanan informasi.
6. Keragaman
informasi yang dikelola.
Untuk melakukan otomasi perpustakaan sesungguhnya
banyak pilihan. Beberapa perpustakaan ada yang membuat sendiri software untuk
otomasinya, namun beberapa perpustakaan lain memilih menggunakan software
buatan vendor komersial. Beberapa “program jadi” banyak ditawarkan oleh vendor
baik dalam negeri (seperti NCI-Bookman Spektra, Adonis, dan SIPISIS) maupun
luar negeri (seperti Dynix, Geac, Libertas, Cardbox), sedangkan program
Bibliographic Information System yang dapat diperoleh gratis antara lain adalah
CDS/ISIS baik yang berbasis DOS maupun yang berbasis Windows.
Perangkat lunak CDS/ISIS yang dikembangkan oleh UNESCO
sebenarnya tidak memiliki modul pengontrolan akuisisi, modul pengontrolan
peminjaman koleksi dan modul OPAC. Oleh karena itu, banyak lembaga atau
perorangan yang mencoba mengembangkan modul-modul tersebut di atas untuk
kepentingannya sendiri bahkan untuk tujuan komersial. Salah satu yang
dikembangkan oleh lembaga di Indonesia adalah bernama SIPISIS.
6. LAYANAN
REFERENS, BIMBINGAN PEMAKAI DAN PROMOSI KOLEKSI REFERENS
6.1.LAYANAN
REFERENS
Layanan referens adalah layanan yang bersifat pribadi
dan langsung bagi mereka yang mencari informasi di perpustakaan untuk berbagai
tujuan. Fungsi layanan referens adalah
(1) Informasi,
(2) Bimbingan,
(3) Pengarahan atau instruksi,
(4) Supervisi, dan
(5) Bibliografi.
Layanan referens pokok, antara lain
(1) pemberian informasi yang bersifat
umum,
(2) pemberian informasi yang bersifat
spesifik,
(3) pemberian bantuan untuk menelusur
literature,
(4) pemberian bimbingan untuk
menggunakan koleksi referens, dan
(5) pemberian bantuan pengarahan
untuk menemukan pokok-pokok bahasan dalam buku yang sesuai dengan minat
pemakai.
Pelayanan referens penunjang adalah
(1) mengadakan hubungan dan kerja
sama dengan perpustakaan lain,
(2) menyelenggarakan pendidikan
mengenai penggunaan alat-alat penelusuran,
(3) menyelenggarakan pameran koleksi
referens,
(4) mengorganisasi koleksi referens,
dan
(5) mencatat dan mengumpulkan data
(statistic) kegiatan pelayanan referens.
Secara umum pertanyaan referens dibedakan ke dalam dua
macam, yaitu
(1) Pertanyaan dengan spesifikasi
yang jelas, dan
(2) Pertanyaan yang tidak memiliki
spesifikasi yang jelas. Pertanyaan dapat disampaikan secara langsung maupun
tidak langsung baik secara tertulis maupun lisan.
Penelusuran literature merupakan salah satu bagian
penting dari tugas pelayanan referens. Penelusuran literature adalah proses
penemuan kembali literature baik yang berbentuk artikel jurnal, laporan maupun
buku-buku referens lainnya.
6.2.BIMBINGAN
PEMAKAI
Bimbingan penggunaan bahan referens umum diartikan
sebagai bimbingan yang diberikan oleh petugas pelayanan referens kepada pemakai
perpustakaan agar mampu menggunakan koleksi dan sumber-sumber referens dengan
cepat dan tepat. Bimbingan dapat diberikan secara langsung baik secara formal
maupun informal. Akan tetapi, bimbingan juga dapat diberikan secara tidak
langsung yaitu menggunakan media tertentu, seperti leaflet, booklet. Bimbingan
kepada pemakai perpustakaan ini dapat diberikan secara incidental dan juga
dapat secara terencana.
Tujuan diberikannya bimbingan ini adalah agar pemakai
mengenali dan mampu menggunakan koleksi referens umum sebagai sumber informasi
dengan cepat dan tepat, sedangkan isi bimbingan tersebut, antara lain
(1) informasi, yang memberikan
pengertian mengenai hubungan antara belajar mengajar dengan koleksi referens,
(2) uraian mengenai jenis-jenis
bahan referens,
(3) contoh-contoh koleksi
referens,
(4) cara menggunakan
masing-masing koleksi referens, dan
(5) latihan mencari dan
menggunakan koleksi referens.
Cara
menyampaikan bimbingan tersebut, antara lain dengan cara
(1) ceramah atau kuliah,
(2) tanya jawab,
(3) latihan, dan
(4) penugasan.
6.3.PROMOSI
KOLEKSI REFERENS
Maksud dari promosi koleksi referens adalah usaha
memperkenalkan koleksi bahan referens umum agar koleksi tersebut diketahui dan
dikenal oleh para pengguna perpustakaan. Dengan demikian, daya guna dan
keterpakaian koleksi tersebut akan menjadi semakin tinggi. Beberapa cara
dikenal dalam mempromosikan koleksi referens umum. Cara-cara tersebut antara
lain
(1) display,
(2) ceramah,
(3) lomba,
(4) daftar koleksi referens,
(5) pameran.
Berhasil tidaknya pelayanan referens selain ditentukan
oleh keterampilan pustakawannya, juga ditentukan oleh kondisi koleksi referens
itu sendiri. Untuk menjaga agar koleksi referens tetap dapat diandalkan maka
perlu diadakan evaluasi secara berkala setiap periode tertentu karena kebutuhan
pengguna bisa berubah setiap periode waktu tertentu. Dengan kata lain, koleksi
yang hari ini bagus dan banyak dibutuhkan, mungkin tahun depan sudah tidak lagi
demikian. Beberapa pertanyaan pokok yang mesti dijawab oleh pustakawan
referens, antara lain
(1) Berapa ukuran optimum koleksi
referens untuk suatu perpustakaan,
(2) Apakah isi koleksi referens
tersebut sesuai dengan kebutuhan pemakai,
(3) Bagaimana kondisi dana untuk
membina koleksi referens tersebut.
7. ORGANISASI
DAN PENGISIAN JABATAN DI PERPUSTAKAAN
7.1.PENGORGANISASIAN
PERPUSTAKAAN
Pengorganisasian di perpustakaan merupakan salah satu
fungsi manajemen yang pada prinsipnya mengatur orang / personalia untuk
pencapaian tujuan perpustakaan. Kegiatan, meliputi pengelompokan aktivitas yang
diperlukan guna, pencapaian tujuan dan pembagian aktivitas yang diperlukan guna
pencapaian tujuan, serta pembagian aktivitas kepada setiap personalia dalam
perpustakaan. Pembentukan bagian-bagian di perpustakaan pada beberapa hal
tergantung tujuannya. Hal-hal tersebut adalah jumlah personal fungsi, batas
territorial, produk/servis, pengguna, pelanggan, proses/peralatan, subjek, dan
bentuk dokumen. Pembentukan bagian ini kemudian dijabarkan dalam struktur
organisasi untuk memperjelas wewenang dan tanggung jawab bagian-bagian yang
dibentuk, kemudian digambarkan dengan bagan organisasi.
Organisasi perpustakaan pada umumnya menggunakan
konsep kombinasi lini-staf, yang dalam kondisi tertentu, tata usaha bisa
berfungsi sebagai staf. Sedangkan tugas sehari-hari tata usaha tersebut
berfungsi sebagai lini.
7.2.PENGISIAN
JABATAN (STAFFING)
Staffing adalah pengisian jabatan dalam struktur
organisasi dengan cara mengidentifikasi kebutuhan tenaga kerja, mendaftar
tenaga yang ada, merekrut, memilih, menempatkan, promosi, minati, memberi
imbalan dan melatih orang yang diperlukan dalam organisasi. Beberapa langkah
yang harus dilakukan dalam pengisian jabatan di perpustakaan adalah
(1) penyusunan rencana ketenagaan,
(2) rekruitmen,
(3) seleksi dan penempatan,
(4) induksi dan orientasi,
(5) pemindahan staf,
(6) pengembangan staf, dan
(7) penilaian staf.
Dalam proses perekrutan tenaga di perpustakaan ada
bagian penting yang tidak boleh dilupakan, yaitu analisis jabatan. Analisis
jabatan adalah pengembangan / penyusunan suatu pernyataan tertulis mengenai isi
dan kedudukan bagi setiap pekerjaan. Analisis jabatan dapat dianggap sebagai
alat bagi pimpinan, dalam memecahkan masalah kemanusiaan. Pada tingkat
operasional, analisis jabatan ini disebut dengan deskripsi kerja (job
description), sedangkan pada tingkat manajerial disebut dengan uraian jabatan
(positions description).
Seleksi pegawai pada umumnya dilakukan menggunakan
(1) pengisian formulir,
(2) tes tertulis,
(3) wawancara, dan
(4) melihat referensi.
Pemindahan staf dapat dilakukan dengan beberapa macam,
seperti
(1) mutasi atau rotasi kerja,
(2) promosi dan
(3) demosi.
Pengembangan staf dapat dilakukan dengan cara
pelatihan baik on the job training maupun dengan off the job training.
Terakhir, penilaian terhadap staf harus dilakukan secara rutin. Pegawai negeri
melakukan penilaian satu kali dalam setahun, yang disebut dengan DP3 Daftar
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan.
7.3.JABATAN
FUNGSIONAL PUSTAKAWAN
Jabatan fungsional pustakawan di Indonesia mulai
diterapkan sejak tahun 1988 yaitu dengan terbitnya SK Menpan. Nomor 18 Tahun
1988. Jabatan pustakawan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas,
tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang
untuk melakukan kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan,
dokumentasi dan informasi; pemerintah, swasta dan/atau unit-unit tertentu
lainnya. Pustakawan terdiri dari (1) pustakawan terampil dengan tiga jenjang
jabatan yaitu Pustakawan Pelaksana, Pustakawan Pelaksana Lanjutan dan
Pustakawan Penyelia, Pustakawan Ahli dengan empat jenjang jabatan yaitu
Pustakawan Pertama, Pustakawan Muda, Pustakawan Madya, Pustakawan Utama.
Bidang kegiatan pustakawan terdiri dari kegiatan yang
masuk, unsur utama seperti pendidikan, pengorganisasian dan pendayagunaan
koleksi bahan pustaka, pemasyarakatan perpustakaan, pengkajian dan pengembangan
perpustakaan, dan pengembangan profesi. Sedangkan kegiatan penunjang terdiri
dari mengajar, melatih membimbing mahasiswa Pusdokinfo, memberikan konsultasi
teknis, mengikuti seminar dan sejenisnya, menjadi anggota profesi melakukan
lomba kepustakawanan mendapat penghargaan memperoleh gelar kesarjanaan lainnya
di luar bidang perpustakaan, menyunting risalah pertemuan dan menjadi anggota
tim penilai pejabat pustakawan.
8. FUNGSI
MEMIMPIN (DIRECTING)
8.1.FUNGSI
MEMIMPIN (DIRECTING)
Directing atau memimpin atau mengarahkan merupakan
salah satu fungsi manajemen, fungsi memimpin adalah mengarahkan karyawan agar
melaksanakan tugas-tugas yang telah diberikan kepadanya dengan cara yang
efisien dan efektif sehingga tujuan organisasi atau lembaga atau institusi
dapat dicapai. Dalam mengarahkan karyawan bawahannya seorang pemimpin harus
mengetahui karakter dan perilaku bawahannya agar ia dengan mudah dapat
mengarahkan bawahannya tersebut.
Motivasi mempunyai pengertian suatu keadaan atau suatu
dorongan psikologis yang tumbuh dari dalam diri seseorang yang menyebabkan ia
berperilaku secara tertentu terutama di dalam lingkungan pekerjaan. Motivasi
berkaitan dengan cara mengarahkan daya dan potensi bawahan agar mau bekerja
sama secara produktif untuk pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Dalam
teori manajemen kita mengenal tiga model motivasi, yaitu :
1. Model
tradisional
2. Model hubungan
manusia, dan
3. Model sumber
daya manusia
Menurut Abraham Maslow kebutuhan manusia
diklasifikasikan ke dalam lima tingkat kebutuhan. Kebutuhan tersebut dimulai
dari yang paling dasar, yaitu sebagai berikut
Tingkat 1,
fisiologis :
seperti air, pangan, papan, dan kebutuhan dasar minimal lainnya.
Tingkat 2,
keamanan :
perlindungan terhadap bahaya fisik, ancaman atau ketidakamanan pekerjaan.
Tingkat 3,
sosial :
diterima oleh kelompok persahabatan, cinta, membantu orang lain.
Tingkat 4, harga
diri :
status, prestasi, pengakuan rasa berguna.
Tingkat 5, perwujudan diri : prestasi,
pemenuhan diri, peluang untuk pertumbuhan lebih lanjut dan pernyataan diri.
Seperti sudah dikatakan bahwa fungsi memimpin
merupakan fungsi yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya manusia. Oleh
karena itu, faktor manusia adalah faktor yang sangat penting di dalam
menjalankan roda perpustakaan, khususnya di perguruan tinggi. Hal ini karena
pengguna yang dilayani oleh perpustakaan perguruan tinggi merupakan kelompok
pengguna dari kelas elite pendidikan, yaitu mahasiswa (baik S-0, S-1, S-2
maupun S-3) serta dosen dan peneliti. Oleh karena itu, pembinaan dan
pengembangan sumber daya manusia di perpustakaan perguruan tinggi sangat perlu
diperhatikan.
8.2.PEMIMPIN
DAN KEPEMIMPINAN
Pemimpin merupakan salah satu faktor yang menentukan
maju mundurnya suatu organisasi/institusi termasuk perpustakaan. Bagus
pemimpinnya maka bagus pula organisasi/institusi organisasi tersebut.
Pemimpin adalah seorang yang mempergunakan wewenang
dan kepemimpinannya, mengarahkan bawahan untuk mengerjakan sebagian
pekerjaannya dalam mencapai tujuan organisasi/lembaga/institusinya, sedangkan
kepemimpinan diartikan sebagai cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku
bawahannya agar mau bekerja sama secara produktif, untuk mencapai tujuan
organisasi/institusi/lembaganya. Tipe kepemimpinan ada lima macam, yaitu :
1. Tipe pemimpin
otokratis
2. Tipe pemimpin
paternalistic
3. Tipe pemimpin
kharismatik
4. Tipe pemimpin
laissez faire
5. Tipe pemimpin
demokratik
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan atau
informasi dari satu pihak ke pihak lain, sedangkan informasi atau pesan di sini
dapat berbentuk, rencana, instruksi, petunjuk, saran. Arah komunikasi yang
biasa terjadi di suatu organisasi/institusi adalah :
1. Komunikasi dari
atas ke bawah (top down)
2. Komunikasi dari
bawah ke atas (bottom up)
3. Komunikasi dari
samping
Komunikasi dalam suatu organisasi dapat dilakukan
secara :
1. Tertulis
2. Lisan
3. gambar
9. PENGAWASAN
DAN PELAPORAN
9.1.FUNGSI
PENGAWASAN
Pengawasan atau controlling merupakan suatu usaha yang
sistematis untuk menetapkan standar prestasi pada sasaran perencanaan,
merancang sistem umpan balik informasi membandingkan prestasi actual dengan
standar, menentukan apakah ada penyimpangan serta menetapkan bagaimana cara
memperbaiki penyimpangan tersebut. Fungsi pengawasan ini dilaksanakan oleh
setiap pimpinan di semua lini, mulai dari kepala perpustakaan sampai kepada
kepala unit terkecil dari organisasi perpustakaan. Tujuan pengawasan adalah
untuk menemukan kelemahan dan kesalahan untuk diluruskan kembali serta menjamin
bahwa kelemahan dan kesalahan tersebut tidak terulang.
Dalam proses pengawasan ada tiga langkah yang harus
ditempuh, yaitu sebagai berikut :
1. Menentukan atau
membuat standar.
2. Mengukur hasil
yang dicapai dan membandingkannya dengan standar.
Memperbaiki penyimpangan apabila ada atau ditemui
penyimpangan-penyimpangan
9.2.PENGAWASAN
MELEKAT DAN PELAPORAN
Pengawasan melekat adalah serangkaian kegiatan yang
bersifat sebagai pengendalian yang terus-menerus dilakukan oleh atasan langsung
terhadap bawahannya agar pelaksanaan tugas bawahan tersebut dapat berjalan
secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana dan perundang-undangan yang
berlaku, sedangkan atasan langsung adalah pejabat atasan baik karena struktur
organisasi atau karena kewenangan khusus, membawahi dan wajib mengawasi
bawahannya, dan bawahan adalah mereka yang bertanggung jawab serta wajib melapor
kepada atasan tentang pelaksanaan tugasnya.
Prinsip pengawasan melekat adalah :
1. Dilakukan secara
berjenjang
2. Dilakukan oleh
setiap pimpinan
3. Diarahkan pada
pencegahan terhadap penyelewengan
4. Bersifat membina
5. Dilakukan secara
terus-menerus
6. Menggunakan
sistem tertentu
7. Pengawasan
melekat merupakan pengawasan pokok
Pelaporan merupakan penyampaian informasi kepada
pimpinan sehingga pimpinan mengetahui apa yang sedang terjadi dan dengan
demikian pimpinan tersebut dapat mengambil keputusan serta tindakan secara
tepat. Fungsi pelaporan antara lain untuk pertanggungjawaban dan pengawasan,
penyampaian informasi, bahan pengambilan keputusan, alat untuk membina kerja
sama, dan alat untuk tukar menukar pengalaman. Laporan harus objektif, jelas,
langsung pada sasaran, lengkap, tegas, dan konsisten, tepat pada waktunya serta
tepat kepada yang dituju.
9.3.PENGUKURAN
KINERJA PERPUSTAKAAN
Untuk melakukan evaluasi diri perpustakaan sebaiknya
perpustakaan berpedoman kepada pengukuran kinerja yang standar. Kinerja yang
diukur dalam model ini dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai
berikut :
1. Dapat dipakai
semua perpustakaan (universal)
2. Pengambilan data
serta sampel data dapat dilakukan dengan mudah
3. Dapat dipakai
untuk membandingkan kinerja antarperpustakaan
4. Ukuran yang
diambil bersifat empiris.
5. Dapat dipakai
untuk mengukur tingkat keberhasilan perpustakaan dalam pencapaian tujuan
6. Dapat dipakai
untuk bahan monitoring dan evaluasi guna pengembangan perpustakaan
Beberapa kinerja yang dihitung adalah :
(1) Sirkulasi per kapita
(2) Koleksi yang dipakai di ruang per
kapita
(3) Kunjungan ke perpustakaan per
kapita
(4) Kunjungan ke program perpustakaan
per kapita
(5) Transaksi referens per kapita
(6) Referens fill rate
(7) Title fill rate
(8) Subject and author fill rate
(9) Registration as a percentage of
population
(10) Turnover
rate
Sumber
Semoga Bermanfaat
NB:
Untuk download file dari 4shared, anda harus mempunyai akun 4shared dan melakukan login sebelum memulai proses download
Untuk download file dari 4shared, anda harus mempunyai akun 4shared dan melakukan login sebelum memulai proses download
0 comments:
Post a Comment