PUST4418 - MANAJEMEN PENERBITAN
Yosal Iriantara, 2012
Jakarta : Universitas Terbuka
RINGKASAN
MODUL 3 - PROSES MANAJEMEN PENERBITAN
KB 1
MENGELOLA SUMBER DAYA PENERBITAN
Pada setiap organisasi termasuk yg
menyelenggarakan penerbitan ada 3 komponen pokok yaitu struktur, budaya
organisasi & sumber daya. Ketiganya saling terkait & berinteraksi shg
membuat 1 organisasi berjln dgn baik & produktif.
Perpust Nasional RI (1992:15)-dlm
konteks perpust daerah- menyebutkan beberapa jns penerbitan yg disa dilakukan
perpust daerah, yaitu buletin triwulan, brosur/pamflet, bibliografi terbitan
tengah tahunan, accession list tengah thnan, katalogus induk tengah thnan &
direktori perpust thnan.
A.
PERANGKAT
MANAJEMEN DLM PENERBITAN
Penerbitan itu prosesnya akan
bergantung pd tipe penerbitan yg dilakukan, krn akan ada variasi perbedaan
diantara 1 tipe penerbitan dgn yg lain bergantung pd jenis/bntk terbitannya.
Dlm visualisasi proses penerbitan
diatas menunjukkan apapun olahan materi yg disusun pustakawan kemudian dibuat
mjd naskah, tentu saja diserahkan pd redaksi penerbit. Peran redaksi adl
memeriksa kelayakan terbit/tdk naskah tsb. Selanjutnya naskah diserahkan pd
penyunting utk diperbaiki keslhan tulisannya, diefektifkan kalimat yg
dipergunakannya & diperbaiki kalimat2 yg mungkin rancau. Beramaan dgn itu
desainer membuat ilustrasi & desain smpulnya, setelah lengkap naskah
kemudian diserahkan pd penulis lagi utk diperiksa,stlh penulis setuju naskah
dikirm ke percetakan lalu didistribusikan.
Dlm proses tsb 5 atau 6 M mjd
sumber daya manajemen akan berproses.
Disini penerbitan dilakukan utk
menjlnkan slah satu kegiatan yg dilakukan perpustakaan yakni pelayanan pemberian
informasi, menginat makin rumit & kompleksnya permintaan pengguna perpust
dgn informasi yg semakin spesifik & mendlm namun kian beragam.
Keterkaitan pengelolaan 6M dgn
manajemen strategis & manajemen mutu terpadu. Adapun manajemen mutu terpadu
berusaha memberikan pendekatan bagi perpust utk bisa menyediakan pelayanan yg
bermutu & memuaskan pengguna sbg kustomer perpust. Bila seluruh proses
manajemen dilaksanakan scr bermutu maka kita sdh mengimplementasikan manajemen
mutu terpadu.
Keterkaitan manajemen strategis
dgn manajemenproses penerbitan bisa dilht dari sisi manajemen proses. Dlm
manajemen proses ada manajemen proyek/kegiatan & manajemen tugas
individual. Proyek yg dilakukan adl kegiatan penerbitan. Krn membutuhkan SDM
maka akan ada pembagian tugas shg akan ada manajemen tugas individu, yg pada
dasarnya akan membagi tugas siapa mengerjakan apa. Tugas masing2 biasanya
disusun dlm job description namun dlm
hal pelaksanaan kegiatan masing2 biberi tugas & batas wkt penyelesaiannya.
B.
PERKEMBANGAN MEDIUM
PENERBITAN
Revolusi komunikasi stlh penemuan
mesin cetak adl penemuan perangkat digital yg kemudian mengalami konvergensi,
yaitu ant sistem komputer, sitem media & sistem telekomunikasi. Ini yg
menandai era informasi. Perkembangan teknologi mempengaruhi pula kegiatan
penerbitan. Banyak penerbit buku yg dlm buku terbitannya juga disisipkan CD yg
isinya tdk lain adl isi buku yg diterbitkan scr konvensional. Bedanya ketika CD
kita gunakan & kita online kan ke
internet maka informasi mutakhir dr isi CD bisa kita peroleh, penulis
memutakhirkan isi buku sesuai dgn perkembangan baru.
Para pengelola penerbitan perpustakaan perlu memiliki pengetahuan &
keterampilan tentang publikasi digital, krn publikasi digital memiliki sejumlah
keuntungan, yaitu :
1.
Materi sajian
bisa dimutakhirkan sepanjang waktu, sedangkan penerbitan konvensional
pemutakhirannya hny bisa dilakukan manakala edisi baru diterbitkan.
2.
Biaya
distribusi relatif murah, krn ditanggung oleh pengaksesyg hrs membayar biaya
sambungan telp. Penerbitan konvensional biaya distribusi mjd tanggungan
penerbitnya dgn diperhitungkan sbg biaya
3.
Memangkas
proses produksi krn tdk memerlukan percetakan.
Wilson menunjukkan, meski dari isi
& tujuan penerbitan konvensional & penerbitan digital sama, namun
penerbitan digital memiliki karakteristik non buku yg membedakannya dr
penerbitan konvensional, yaitu :
1.
Publikasi
elektronik dpt diproduksi & disebarluaskan dgn sngat cepat.
2.
Bila
membutuhkan ralat dgn segera, naskah elektronik dpt dimutakhirkan dgn segera
3.
Dpt dibuat src
kolaboratif & interaktif yg melibatkan beberapa penulis.
4.
Dpt
disebarluaskan ke seluruh penjuru dunia tanpa memerlukan negosiasi hak cipta yg
berbeda utk negara yg berbeda, tanpa biaya distribusi & cetak ulang.
5.
Penerbit tak
perlu mengeluarkan biaya yg berkenaan dgn penjualan eceran krn tdk ada biaya
utk perantara
6.
Bisa
memperoleh data riset pasar yg penting dgn biaya sngt murah.
Namun
kelemahan penerbitan elektronik adl :
1.
Hny bisa
menjangkau sekelompok kecil dari kustomer/pengguna potensial.
2.
Menuntut akses
yg menggunakan teknologi yg relatif maju
3.
Media yg
digunakan tdk cocok utk bisa digunakan dimana saja & kapan saja, spt
komputer mobile, notebook, atau
perangkat lbh kecil/lbh besar lainnya
4.
Teknologinya
menggunakan jml energi yg lbh besar dibanding jika kita membaca buku.
C.
STRUKTUR
ORGANISASI PENERBITAN
Disini ada 2 divisi utama, yaitu :
1.
Divisi
Redaksi, menangani aspek isi penerbitan, baik bersifat teks maupun grafis
2.
Divisi Usaha,
menangani distribusi kalawarta & iklan/promosi yg memanfaatkan kalawarta.
3 fungsi utama dlm penerbitan
konvensional yaitu redaksi, percetakan & distribusi/pemsaran. Bila
menggunakan penerbitan digital, fungsi percetakan & distribusi dpt diganti
oleh administrator teknologiinformasi yg menjlnkan kegiatan mencetak dlm bntk
mengubah teks mjd format pdf atau HTML. Administrator IT jg menjlnkan peran sbg
distributor yg menyebarluaskan penerbitan ke seluruh dunia.
D.
EFEKTIVITAS,
EFISIENSI & PRODUKTIVITAS DLM PENERBITAN
Efektivitas & efisiensi tdk
hanya dgn penggunaan dana melainkan penggunaan keseluruhan sumber daya
organisasi utk menghasilkan sesuatu scr produktif & bermutu. Produktifitas
akan berkaitan dgn efektivitas & efisiensi. Efektivitas berkaitan dgn
penggunaan 6M scr tepat utk menghasilkan satu produk. Sedangkan efisiensi
berarti scr tepat menggunakan dana yg tersedia dlm menghasilkan produk.
KB 2 PROSES TEKNIK PENERBITAN
Ada 3
kegiatan kunci dlm proses penerbitan, yaitu pracetak, cetak & pascacetak.
Alur pekerjaan penerbitan konvensional
diawali dgn peneriman naskah, lalu dilakukan penilaian kelayakan oleh tim
redaksi, biasanya mempertimbangkan kelayakan utk memperhatikan aspek kebahasan
buku, peluang pemasaran, bidang keilmuan & reputasi penulisnya. Kemudian
ada proses teknis berupa editing, setting ke dldm komputer, desain tata letak
& memasukkan naskah kedlm format bukuutk dilakukan pemeriksaan kembalioleh
penulis melalui proofreading, kemudian msk ke percetakan utk digandakan &
dipasarkan.
Perbedaan yg mendasr ant penerbitan
konvensional & digital adl bila proses akhir penerbitan konvensional adl
percetakan, maka dlm penerbitan digital yg dilakukan adl
mengonversi/memindahkan dr format desain/format jadi ke dlm format elektronik.
Krn adanya perbedaan tsb maka akan ada perbedaan dlm pelaksanaan fungsi2 manajemen
penerbitannya.
A.
PROSES
PRACETAK (PREPRESS)
1.
Penerimaan
Naskah
Naskah yg diterima baik dlm bntk
softcopy maupun hardcopy, dipelajari utk dinilai kelayakan penerbitannya. Bila
tema/topiknya layak utk diterbitkan namun ada bagian informasi yg kurang/tdk
berkaitan satu sama lain akan dikembalikan pd penulisnya utk disempurnakan.
Naskah yg akan diterbitkan bisa diperoleh dgn cara aktif (ta penulis utk
membuat tulisan dgn tema spt yg sdh kita tetapkan/ bisa juga ditulis oleh mrk
yg berada dlm organisasi/tim penulisan) & pasif (menunggu penulis utk
mengirimkan naskahnya).
Menurut Trim naskah yg diterima
bisa dikategorikan mjd 3, yaitu :
a.
Fiksi, naskah
yg berbasiskan imajinasi, spt novel atau cerpen
b.
Nonfiksi,
naskah berdasarkan fakta nyata/data ilmiah,spt karya ilmiah, buku ilmiah
c.
Faksi, karya
nonfiksi yg dikisahkan spt fiksi
2.
Penyunting
naskah
Penyuntingan dilakukan krn ada
kebijakan kebahasan yg ditetapkan penerbit yg mjd salah 1 karakter kebahasan
penerbitnya. Rahardi menunjukkan beberapa masalah teknis kebahasan yg ditemukan
dlm penyuntingan,a.l:
a.
Bukan.....,
tetapi. Krn kata bukan berpsangan dgn tdk sedangkan tdk berpasangan dgn tetapi
b.
Kata depan di,
ke & dari
c.
Di mana
d.
Kata ganti
e.
Penulisan
gelar
f.
Kata/ frasa yg
diikuti dgn koma.
Rahardi juga
menunjukkan model2 penyuntinganberkaitan dgn kesalhan bahasa, yaitu:
a.
Kesalahan
kata, frasa & kalimat
b.
Kesalahan
bahasa & gaya bahasa yg biasanya terkait dgn penggunaan kata scr
berlebihan, shg mjd mubazir
c.
Kesalahan
kebahasaan dlm teks, yg tampak a.l dlm penggunaan kutipan
Kegiatan dasar
penyuntingan menurut Trimmeliputi :
a.
Pemakluman,
membaca awal kemudian memaklumkan kebenaran naskah shg tetap sesuai dgn aslinya
b.
Perbaikan,
memperbaiki naskah sesuai dgn gaya selingkung, EYD atau Kamus Besar BI, shg
menjadi baik & benar
c.
Pengubahan,
mengubah naskah pd tingkat struktur kalimat, struktur paragraf atau struktur
outline shg lbh mudah dipahami & runtut
d.
Pengurangan,
mengurangi bagian2 naskah yg dianggap tdk perlu/tdk relevan dgn naskah
e.
Penambahan,
menambah bagian2 naskah yg dianggap perlu/relevan
3.
Desain Sampul
& Isi
Sampul dgn tipografi yg menarik,
desain yg bagus & warna-warni yg memikat tentunya akan membuat org tertarik
krn kesan yg ditimbulkannya. Dalam membuat sampul pilihan tipe huruf &
ukuran menentukan kenyamanan pembaca. Selain itu penempatan & pilihan huruf
utk penulisan hal & footer yg
mencantumkan judul buku & nama pengarang, yg mrpk bagian dr tata letak
buku.
Utk buku tertentu biasanya selain
tulisan ada ilustrasi gmbr, bagan, grafik atau foto yg dipergunakan utk membuat
terbitan mjd tdk menjenuhkan krn isinya bkn hny deretan kata saja. Selain itu
ukuran buku juga mjd bagian penting dr desain buku.
Pada penerbitan digital
dipergunakan tata warna, huruf yg bertatawarna, utk menarik perhatian org agar
mau membacanya.
4.
Cetak Coba/Proof
Mrpk hasil cetakan yg mirip dgn
terbitan aslinya namun blm digandakan, krn mrpk bagian dr upaya memeriksa
kembali apa yg sdh dilakukan. Kalau cetak coba pd penerbitan konvensional
dilakukan pd medium kertas, pd penerbitan digital dilakukan dlm bntk spt
aslinya di layar komputer namun msh offline
utk didistribusikan scr online atau
blm digandakan ke dlm CD.
Dari sisi manajemen penerbitan,
cetak coba dipandang sbg slah satu instrumen pntg utk kendali mutu. Dgn
menggunakan kriteria mutu sbg zero defect.
B.
PROSES
PENCETAKAN
1.
Pembuatan Film
Setelah data diperiksa &
dikoreksi penyunting, kemudian diolah utk selanjutnya dibuat printout. Hsl printout inilah yg mjd cetak coba, naskah ini akan dibuat mjd film,
spt lembran film yg menggunakan pita seluloid. Film dibuat dgn cara memotret printout namun dlm ukuran bsr. 1 film
terdiri dr 4 hal buku.
Film tadi digunakan utk membuat
pelat yg mrpk lempengan yg terbuat dr pelat logam tipis yg dilapisi dgn resin
peka cahaya. Seiring perkembangan jaman ditemukan alat direct-to-plate, yg berarti tdk lagi di buat film melainkan dr
komputer lgsng di print pd lempengan
logam tadi.
2.
Pencetakan
Umumnya kini yg dipergunakan dlm
pencetakan adl mesin cetak offset.
Pilihan pencetakan sgt ditentukan oleh brp eksemplar cetakan yg kita buat. Mana
yg lbh efisien, di fotocopy atau
dicetak.
3.
Penjilidan
Cara penjilidan tergantung pada
ketebalan terbitan. Hal ini penting diketahui krn berkaitan dgn biaya produksi
yg hrs kita perhitungkan manakala membuat perencanaan anggaran.
Utk penerbitan digital tdk ada
proses penjilidan, krn materi yg diterbitkan tdk memerlukan penjilidan,
melainkan cukup di upload.
C.
PROSES
DISTRIBUSI
1.
Pemasaran
Dlm kegiatan pemasaran, komunikasi
memegang peranan penting. Soemanagara menunjukkan ada 3 tahap dlm kegiatan komunikasi pemasaran,
yaitu : menentukan segmen pasar,
menentukan segmentasi dgn produk yg spesifik atau promosi tertentu, menetukan
posisi produk sbg produk yg dpt memenuhi kebutuhan kustomer dgn cara yg
berbeda.
2.
Tipe
Distribusi
a. Penjualan
Mrpk kegiatan distribusi produk
pada pemakainya, yg paling lazim & bny dilakukan. Kelemahannya terbitan yg
dijual tdk bisa didistribusikan dgn cepat.
b. Pertukaran
Pertukaran terbitan cukup efektif
utk bisa dgn cpt menyebarluaskan terbitan & memberi manfaat krn kita akan
memperoleh tukaran terbitan dr perpust. Kelemahannya adl pertukaran blm tentu
membuat terbitan kita dibaca.
c. Diberikan
cuma-cuma
Kelebiha distribusi gratis adl
terbitan bisa dgn cepat terdistribusikan kpd pihak yg kita pandang pantas &
hrs menerimanya. Kelemahannya mrk yg sebnrnya tdk memerlukan pun turut meminta
pemberian cuma-cuma itu.
Pada
penerbitan digital distribusi dilakukan dgn 2 cara:
1.
Dijual
2.
Disebarkan scr
cuma-cuma
0 comments:
Post a Comment